Haris memukul keras kemudi setir mobilnya, melampiaskan amarah dalam dadanya. Setelah beberapa saat kemudian, barulah Haris menyadari, jika reaksinya terlalu berlebihan. Jelas saja, memang siapa dirinya bagi Tasya? Dirinya bukanlah siapa-siapa.
Lelaki itu mengembuskan napasnya, memejamkan mata untuk beberapa saat. Haris perlu waktu sebentar untuk menenangkan dirinya, sebelum akhirnya keluar dari mobil dan segera menyusul Mia di dalam sana.
"Are you oke?" tanya Mia sesampainya Haris di sampingnya. Muncul begitu saja lalu mengambil alih keranjang bawaannya.
Haris mengangguk, dia tidak ingin memperpanjang pembahasan apapun. Apalagi tentang dirinya sendiri.
"Aku mau beli ini buat Soraya." Mia bergumam tanpa sadar. Wanita itu memang sedang merindukan Soraya. Sudah lama dia tidak bertemu dengan rekan kerjanya dulu. "Kayaknya cocok buat dia, iya 'kan?"