Satu per satu Mia melepaskan pakaian Haris dan menyeka tubuhnya. Sesekali Haris meracau, mengucapkan kalimat yang memuji seseorang. Yang jelas pujian itu bukan ditujukan untuk Mia. Akan tetapi, karena hanya ada wanita itu di sana, membuat sang wanita tersipu malu.
Mungkin karena Mia sudah terlalu lama tidak berada dalam situasi yang seperti sekarang, sehingga membuat hatinya mudah sekali meleleh. Mia terbuai akan racauan lelaki yang masih berada di bawah pengaruh minuman beralkohol itu.
Tiba-tiba saja Haris terbangun, duduk tegap di atas tempat tidur. Kedua matanya terbuka lebar. Bukan melihat ke sekelilingnya, melainkan menatap Mia dengan sangat lekat. Beberapa kali mata tajam itu mengedip, kemudian mulutnya terbuka dan berkata, "Kamu mau jadi pacar aku?"
Ucapan Haris itu terdengar sangat lantang. Bahkan terdengar seperti tidak sedang mabuk. Kedua tangan Haris langsung meraih tangan Mia, lalu membungkusnya dengan telapak tangannya itu. Seakan serius.