Tidak sia-sia Rudie membatalkan rapatnya sore hari ini. Batinnya yang mengatakan ingin cepat pulang ke rumah, kini terbayarkan dengan bertemu seorang gadis rupawan yang merusak pemikirannya sedari beberapa jam yang lalu. Bagaimana tidak merusak pikirannya, jika Rudie sudah melihat sebagian besar tubuh toples gadis itu, yang hanya ditutupi oleh selembar handuk kecil putih.
Belum lagi pemikirannya yang bertanya-tanya, sedang apa gadis itu di dalam kamar hotel di siang bolong? Dengan siapa? Apa yang dilakukannya? Apakah gadis itu menghabiskan waktu bersama anaknya di sana?
Rudie melangkah maju mendekati Soraya, saat wanita itu baru saja keluar dari kamar kecil. Soraya terperanjat, dia merasa terpojokkan oleh posisinya. Sungguh bukan hari keberuntungannya.
"A—ada apa, Om?" tanya Soraya terbata.