Chereads / NARA / Chapter 20 - NARA #20

Chapter 20 - NARA #20

Benar saja begitu sampai rumah, Devan langsung menuju kamarnya dan langsung membaringkan dirinya diatas kasurnya. Devan menjadi sangat gelisah, dia sampai membolak balikkan tubuhnya di atas kasurnya.

'Jarang jarang Kay bisa memuji seseorang cewek itu cantik. pasti dia tidak akan rela untuk memuji orang lain cantik. karena menurutnya dia adalah cewek yang paling sempurna.' batin Devan.

Devan sedang sibuk dengan pemikirannya sendiri sampai tidak mengetahui bila dipanggil oleh Kay sedari tadi. akhirnya Kay menghampiri Devan lalu berteriak tepat di telinga Devan.

"KAK DEV...!"

"Hah? apaan sih kamu Kay, iseng banget deh." ucap Devan dengan kesal.

Kay hanya tertawa lepas karena sudah berhasil membuat kakaknya Devan sangat kesal. "salah sendiri, habisnya Kay capek daritadi manggilin kakak tapi gak disahutin." gerutu Kay dengan melipatkan kedua tangannya.

"ada apa sih anak kecil? kalo gak gangguin kakak kamu tidak senang ya?" ucap Dev sambil mengacak acak rambut Kay sampai berantakan.

"ih kakak! tuh kan jadi berantakan rambut Kay. udah cantik cantik gini juga!" ucap Kay sambil merapikan kembali rambutnya.

"biarin salah sendiri gangguin kakak! emangnya ada apa sih?" kata Dev sambil mengamati Kay.

"tadi Kay kelupaan deh kak, Kay ingin ke toko buku kak. anterin ya? ya.. kak Dev yang baik, yang ganteng..." rengek Kay sambil merayu Devan.

"tuh kan kamu itu loh kebiasaan banget deh. kalo udah sampai di rumah pasti ada aja yang lupa. duh kakak males banget nih mau keluar lagi. sama pak Dito aja deh Kay." ucap Dev dengan omelan.

"ya kakak! Kay kan maunya sama kakak. lagian biar Kay ada teman juga kak. ayolah kak!" bujuk kak lagi dan lagi.

kemudian Dev menghembuskan nafas dengan berat lalu berkata "oke! tunggu kakak dibawah. kakak mau ganti pakaian dulu."

"nah gitu dong kak. oke deh kak. jangan lama lama ya kak." ucap Kay dengan sangat antusias.

"duh punya adek satu aja repotnya bukan main, ada aja permintaannya." gerutu Devan didalam kamar sambil memilih pakaian yang akan dikenahkannya.

Kay sudah menunggu Devan sekitar 15 menit. Kay tidak sabar ingin pergi. Kay terus menatap jam tangannya. "mana sih kak Dev? lama banget deh. udah kayak cewek aja kalo ganti pakaian lama." ucap Kay dengan kesal.

"kakak denger loh Kay apa yang kamu bilang barusan." kata Devan sambil berjalan mendekati Kay. tapi Kay hanya tersenyum manja aja lalu merangkul kakaknya.

Devan memang paling tidak bisa marah dengan Kay. apalagi Kay itu sangat pandai untuk mengambil hati kakaknya. sampai Devan tidak bisa marah sama sekali dengan dirinya.

selama diperjalanan Kay selalu berisik, bawel terus berbicara tanpa henti. Devan hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja melihat adiknya yang sangat cerewet ini.

begitu sampai ditoko buku. Kay langsung turun dengan sangat antusias sampai meninggalkan Devan yang masih sibuk untuk mencari tempat parkir. Kay sudah menghilang tanpa jejak.

"KAY...!" Teriak Devan memanggil manggil Kay.

tapi Kay cuek aja tidak menggubris panggilan dari sang kakak. Kay sudah masuk duluan. setelah menemukan tempat parkir yang tidak terlalu jauh Devan langsung memarkirkan mobilnya disana. lalu dengan cepat memasuki toko buku. kemudian mencari sosok Kay, tapi tidak kunjung ketemu.

"dimana sih tuh anak? tidak sabaran sekali sih? disuruh tunggu sebentar saja tidak bisa."

karena toko bukunya terlalu ramai, Devan berjalan lalu melihat lihat, sekalian iseng iseng membaca sebuah buku. CARA UNTUK PDKT DENGAN CEWEK tanpa pikir panjang Devan mengambil buku itu. 'siapa tau ini bisa membantu?' pikirnya.

Devan kemudian memperhatikan sekitar lalu membaca sekilas bagian belakang buku itu. tanpa sadar Kay yang iseng datang untuk mengagetkan Devan. "hayoo, kak Dev lagi baca buku apa?" kata Kay dengan senyuman jailnya

spontan Devan kaget lalu menyembunyikan buku yang sedang dipegangnya. "apaan sih kau Kay! itu bukan urusan anak kecil. gimana buku yang kamu cari udah ketemu?" kata Dev untuk mengalihkan perhatian Kay.

"belum kak. ini kak lagi mau cari. trus ketemu kakak Dev disini. ya sekalian aja Kay isengin kakak."

"dasar kamu iseng banget ya! udah cepetan cari bukunya. kalo lama kakak tinggal loh ya Kay." ancam Devan kepada adiknya.

"iya iya... uh kakak bisanya hanya mengancam Kay saja." kata Kay sambil mendengus kesal lalu berjalan pergi meninggalkan Devan.

"hampir saja ketahuan. kalo Kay tau pasti dia akan ngetawain gue habis habisan deh. bisa mati kutu gue!" kata Devan sambil mengelus elus dadanya. kemudian Devan berjalan dikasir untuk membayar buku itu dengan cepat lalu langsung menyembunyikannya dari Kay.

setelah selesai membayar Devan mencari tempat duduk untuk menunggu Kay. karena Kay terlalu lama Devan menjadi mengantuk. kemudian Devan mengambil hapenya untuk bermain sebuah game.

disaat Devan sedang asik asiknya bermain, Kay datang menghampirinya. "akhirnya buku yang Kay cari cari ketemu juga kak. tunggu disini ya Kay ke kasir dulu."

kata Kay lalu meninggalkan Devan sendirian. Devan pun melanjutkan permainannya tapi sambil sesekali mengawasi Kay.

Devan melihat Kay sedang asik berbincang dengan seseorang. 'siapa itu ya? sepertinya gue kenal deh!' batin Devan sambil terus mengingat ingat.

"itu kan Nara...! mati gue kalo dia tau kalo Kay itu adik gue. mendingan gue kabur dah." kemudian Devan dengan menutupi mukanya dengan bungkusan buku yang dibelinya tadi berhasil untuk kabur dari sana. detak jantung Devan sudah tidak beraturan lagi.

dengan nafas yang masih terengah engah Devan berkata "hampir aja gue ketahuan! tapi kalo gue pikir pikir ngapain juga gue kabur dari dia ya? ah gak tau lah. biarin aja untuk sementara waktu dia tidak mengetahui kalo Kay itu adik gue." pikiran itulah yang paling pas menurut Devan udah situasi seperti ini.

di dalam toko buku Kay sedang asik berbincang bincang kepada Nara. "kak Nara, beruntung banget deh kita bisa ketemu lagi. Kay seneng banget deh kak." kata Kay dengan manja.

"iya Kay kakak juga senang sekali bisa ketemu sama adik cantik yang berada dihadapan kakak ini." puji Nara dengan tulus. Nara sebenarnya sangat suka dengan adik manis seperti Kay, karena Nara hanya anak tunggal yang tidak tau rasanya bagaimana punya seorang adik.

"kakak bisa aja muji Kay begitu. kakak sama siapa kes ini?" tanya Kay sambil melihat ke sekitar Nara.

"kakak cuma sendiri aja Kay. kamu sama siapa?" kata Nara sambil melihat Kay yang hanya seorang diri saja.

"Kay bersama dengan kakaknya Kay kak. oh iya biar Kay kenalin kakak ya?" kata Kay dengan antusias lalu mencari sosok Devan yang sudah tidak kelihatan lagi.

"kak Dev kemana sih? bukannya tadi disini ya?" kata Kay dengan kesal lalu kembali lagi berjalan ke arah Nara yang sedang menunggu Kay

"loh dimana kakak kamu Kay?" tanya Nara karena melihat Kay dengan muka cemberut sambil berjalan ke arahnya.

"gak tau kak! palingan udah tunggu di dalam mobil. kakak Kay emang tidak sabaran banget kak. lain kali deh kak, Kay janji untuk ngenalin kakaknya Kay dengan kakak." kata Kay yang kembali bersemangat.

"iya sayang. kan kita masih bisa ketemu lagi." kata Nara sambil menepuk pelan bahu Kay.

"oh iya kak, Kay boleh minta nomor hape kakak?" kata Kay sambil memberikan hapenya kepada Nara.

"tentu saja boleh Kay." kemudian Nara mengetik nomor hapenya ke ponsel milik Kay.

"oke deh kak! itu nomor Kay ya. kalo begitu Kay duluan ya kak. sepertinya Kay sudah kelamaan nih kak. takut ada yang ngomel ngomel di dalam mobil." kata Kay sambil berbisik ke Nara.

Nara hanya tertawa mendengar perkataan dari Kay. "andai aja gue punya adik seperti Kay, pasti gue tidak akan pernah kesepian." kata Nara kepada dirinya sendiri.

Kay berjalan ke parkiran lalu langsung masuk ke dalam mobil dengan muka kesal yang sangat jelas terlihat. Devan yang sangat menyadari sikap adiknya itu hanya berusaha untuk membujuk Kay.

"kok mukanya cemberut gitu sih? entar cantiknya hilang loh Kay." kata Devan menggoda adik kecilnya itu.

"apaan sih kak! kakak kok tega banget sih ninggalin aku sendirin di toko buku? kalo Kay diculik gimana?" kata Kay dengan muka ditekuk sambil megalihkan pandangannya dari Devan.

"sorry deh sorry! jangan marah lagi ya? ya udah deh habis ini Kay mau kemana kakak Dev turutin deh. asalkan Kay tidak ngambek lagi." bujuk Devan terus menerus kepada adiknya.

"beneran kak? ah males deh! ntar kakak tinggalin Kay sendirian lagi." kata Kay dengan pura pura ngambek.

"ya udah kalo tidak mau, asalkan Kay tidak menyesal ya." kata Devan dengan tegas lalu menghidupkan mesin mobilnya.

"ih kakak! katanya mau nurutin semua keinginan Kay." kata Kay manja kepada Dev.

Dev hanya sok cuek dan dingin dihadapan Kay. "kamu bilang kamu tidak mau, takut kakak tinggalin kamu lagi. ya udah mendingan kita pulang aja."

padahal Dev sudah menahan tawanya. Devan sudah sangat mengetahui sifat Kay yang tidak tahan kalo dibilang telah menjanjikan sesuatu. pasti Kay akan menagihnya terus menerus. 'dasar anak kecil.' umpat Devan dalam hati.

"Kay tadi kan hanya bercanda saja kak, jadi ya kak? ya kakak Dev." rayu Kay dengan manja.

"oke! sudah kamu duduk yang benar. emangnya kamu ingin kemana?" tanya Dev dengan dingin.

"taman bermain ya kak!" kata Kay dengan semangat.

"ke sana lagi? tapi kita kemarin baru dari sana Kay? tempat yang lain aja deh" kata Devan menolak dengan tegas.

"hmmm... makan ice cream kak? tapi yang ada di mall ya?" bujuk Kay lagi dan lagi.

"kenapa harus yang ada di mall Kay? kalo cuma mau ice cream di mini market mini market kan ada." kata Devan masih menolak keinginan Kay.

"pokoknya Kay maunya ice cream berada di mall titik!" kata Kay berkeras hati.

"oke!" kata Devan singkat.

Devan sudah malas untuk ribut dengan adiknya. semakin dia berkeras semakin Kay tidak ingin menurutinya. hari ini Devan hanya menuruti semua keinginan adik kesayangannya ini. sampai malam mereka masih berada disana. Devan sudah sangat lelah, ingin segera pulang kerumah. bukan Kay namanya kalo tidak berhasil untuk menahan kakaknya. Kay selalu punya cara untuk membuat Devan menuruti keinginannya.

hari ini berlalu begitu panjang. setelah sampai rumah Devan yang sudah sangat kelelahan langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur lalu entah sejak kapan dia sudah tertidur pulas. padahal jam masih menunjukkan pukul 8 malam.

******

sesampainya dirumah Nara. Nara langsung menghampiri Mamanya dengan perasaan senang dan ceria. Mama Nara sempat merasa terheran heran melihat sikap anaknya yang suka berubah berubah belakangan ini.

"Mama...." panggil Nara dengan muka yang berseri seri.

"iya sayang.. ceria sekali anak Mama ini. beda loh sama kamu yang kemarin." kata Mamanya yang ikut senang dengan sikap Nara hari ini.

"biasa ma! kemarin Nara lagi bad mood. hari ini Nara good mood!" kata Nara lalu tertawa dengan jail sambil memeluk Mamanya.

"oh iya ma, hampir saja lupa. Nara membawa makanan kesukaan Mama nih." kemudian Nara langsung memberikan bingkisan yang sedari tadi dipegangnya.

"aduh makasih banget ya sayang. udah lama banget Mama pengen makan ini akhirnya kesampaian juga." kata Mamanya dengan semangat lalu langsung melahap makanan kesukaannya itu.

Nara hanya tersenyum senang melihat Mamanya. 'maafin Nara ya ma baru bisa belikan Mama makanan kesukaan Mama itu, Nara janji Nara akan membuat Mama bangga suatu saat nanti. Nara akan membuat Mama bahagia.' batin Nara lirih.

"aduh kenyang banget Mama, Ra." kata Mamanya sambil mengelus perutnya yang sudah buncit karena menghabiskan semua makanannya.

Nara hanya tertawa geli melihat Mamanya yang sangat sulit untuk berdiri seperti itu.

"makanya Ma, tadi makannya pelan pelan. padahal Nara tidak meminta makanan kesukaan Mama itu loh." goda Nara.

"bukan begitu ra, karena sangkin udah lamanya tidak memakannya jadinya Mama jadi khilaf sayang." kata Mamanya.

"iya deh, Ma...." kata Nara berusaha untuk menahan tawanya.

kemudian ada seseorang yang sedang mengetuk pintu rumahnya dengan tidak sabaran. Mama dan Nara pun saling tatap tatapan satu sama lain.

"siapa ya ra malam malam begini datang? kamu ada janjian sama teman kamu?" kata Mamanya sambil berbisik kepada Nara.

"Nara juga gak tau, Ma. perasaan Nara juga gak ada deh janjian sama teman Nara. mana ada teman Nara yang sudah tau tempat tinggal baru kita?" kata Nara sambil berbisik kepada Mamanya.

"ya udah deh. coba kita intip dari kaca." kata Mamanya.

lalu secara perlahan mereka mengintip sosok orang yang datang dan ternyata seorang kurir pengantar paket. kemudian Nara langsung membuka pintu rumahnya lalu mengambil paket yang telah dikirimkan Wira ke rumahnya.

Nara lupa telah memberikan alamat rumahnya kepada Wira.

"paket apa itu sayang?" tanya Mamanya penasaran.

"ini paket pakaian olahraga Nara, Ma. dulu pernah dipinjam oleh Wira. nah sekarang ini baru dikembalikan setelah sekian lama." kata Nara menjelaskan kepada Mamanya.

Mama Nara hanya mengangguk anggukkan kepalannya saja.

"oh iya Ma, seminggu ini Nara akan sangat sibuk. karena di kantor harus lembur, Ma. maafin Nara ya ninggalin Mama sendirian." kata Nara dengan muka sedih.

"iya sayang gapapa kok. kasian sekali kamu ya harus lebur begitu. yang sabar ya sayang." kata Mamanya sambil membelai kepala Nara.

TOK TOK TOK..!!

"sepertinya pengantar paketnya kembali lagi deh ma. sebentar ya." kata Nara lalu langsung menbukakan pintu. betapa terkejutnya Nara dengan kehadiran seseorang yang sangat di bencinya.

"MAU NGAPAIN LAGI KESINI....!" kata Nara dengan suara yang meninggi.