Chereads / Wanita dititik Terendah / Chapter 37 - CINTA (Definisi) 21+

Chapter 37 - CINTA (Definisi) 21+

"We fall in love without reason, without even wanting to or a plan. The arrival of love is never predictable. That's love 💘 "

"Hans, hentikan..... sakit !" ucap Achiera cemberut sambil membuat bibirnya mayun.

"Sekali lagi kau buat ekspresi seperti itu Aku tidak hanya akan mencubit mu." balas Hans lalu melepaskan cubitan lembutnya dari pipi Achiera.

"Tapi aku akan memakan mu, sampai habis." bisik Hans di telinga Achiera.

Achiera menutup kedua matanya dan sedikit menjauhkan wajahnya tanpa beranjak karena getaran yang di rasakannya akibat bisikan Hans yang sangat dekat telinganya, berjarak hanya 1cm saja.

"Ada apa Achiera Grey apa matamu kelilipan?" tanya Hans berbisik lagi di telinga Achiera begitu melihat reaksi Achiera itu.

"Ya tentu, tadi debu yang sangat besar masuk ke mataku." jawab Achiera dan masih tetap memayunkan bibirnya tapi kali ini ke atas.

"Achiera Grey, sepertinya kau sengaja untuk menggoda aku ya, untuk memancing batas kesabaranku." ucap Hans.

"Aku...? tapi aku melakukan apa? Aku menggoda mu itu mana mungkin, kau saja yang selalu tergoda oleh ku. Bukan kah aku benar Presdir Hans?" ucap Achiera lalu merangkul leher Hans.

"Jangan menguji batasku..!! Apa kau pikir karena aku sakit aku tidak bisa untuk memakan habis dirimu dengan lahap?" goda Hans.

"Kau ingin memakan ku? Apa kau itu seorang kannibal?" tanya Achiera sambil menunjukkan ekspresi terkejut nya yang dibuat-buat dan itu sangat menggemaskan untuk Hans.

"Hebat Achiera, sekarang kau berpura-pura tidak mengerti apa itu maksud dengan kata memakan mu dan mengatai aku kanibal. Tidak ada yang sepertimu, kau mengujiku sampai dititik ku." ucap Hans mencoba tenang.

"Apakah ada yang salah dengan pemahaman ku tuan Presdir? Bukankah kalau manusia memakan sesamanya itu namanya kanibal?" tanya Achiera lagi bersikukuh berpura-pura tidak mengerti.

"ya kau benar Mrs. Grey aku itu seorang kanibal, dan kanibal ini hanya bernafsu untuk memakan mu saja. Bukan sekali atau dua kali kan aku memakan mu tapi sudah berkali-kali, apa kau sudah lupa? Tapi aku tidak keberatan untuk membantu mengingatnya kembali." goda Hans.

"Sial, aku yang mau godain dia karena dia sakit tapi malah aku yang terjebak. Dasar Hans cabull....! Sakit saja tidak ber henti berbicara omong kosong." gerutu Achiera dalam Hati.

"Baik lah, baiklah... Aku paham maksud mu.?" ucap Achiera,

"Sekarang lebih baik kau istirahat saja, kau kan.." belum sempat Achiera mengatakan semua ucapannya mulut nya sudah di sumbat Hans dengan mulut Hans.

"Tidak ada kata menyesal siluman pengacau..! Kau yang memulai ini." ucap Hans lalu mencium Achiera.

"Apakah kau pernah dengar kata ~Jangan membangunkan harimau yang tertidur jika tidak kau akan di terkam~" ucap Hans setelah melepas ciumannya.

Achiera terdiam untuk menetralkan perasaannya yang entah datang dari mana hatinya selalu bergidik dan panas juga berhasil membuat jantungnya berdetak kuat setiap kali Hans menyentuh atau bahkan hanya menciumnya.

"Apa memang jiwa ja**ng ada di dalam diriku? bisa-bisanya aku selalu menikmati nya." gerutu Achiera dan perkataannya tertahan di tenggorokan nya.

"Ciuman mu rasanya enak, bagaimana dengan ku apa kah aku enak." tanya Hans kepada Achiera.

"Dasar cabull.." balas Achiera, tetapi kali ini dia tidak mayun hanya sedikit cemberut.

"Apa kau ingin kanibal ini memakan mu lebih dalam lagi?" ucap Hans sambil menjilat bibir atasnya.

"Hans hentikan... Kau harus banyak istirahat sekarang kau segeralah tidur." ucap Achiera mencoba menghentikan Hans dengan segala kekonyolan pikirann nya.

"Kali ini aku melepaskan mu tapi ingatlah tidak akan ada lain kali." ucap Hans menyerah.

Achiera tersenyum manis lalu membantu Hans untuk berjalan ke ranjang.

Dengan sigap dan perhatian Achiera membantu Hans memakai selimut.

"Tidurlah, aku akan memasak bubur untukmu." ucap Achiera begitu selesai membantu Hans tidur tak lupa dia memberikan senyuman indahnya kepada Hans.

Ketika Achiera membalikkan badan tiba-tiba Hans menarik tangan Achiera, dan hal itu membuat Achiera berbalik badan melihat ke arah Hans kembali.

"Ada apa?" tanya Achiera heran.

"Tidak perlu masak, biar Nila saja yang melakukan itu, itu bukan pekerjaanmu !" ucap Hans masih terus memegang tangan Achiera.

"Iya tapi aku hanya ingin memasak bubur untuk mu." jawab Achiera.

"tidurlah di sampingku, temani aku aku membutuhkan kau disisiku." pinta Hans menarik tangan Achiera.

"Lalu bagaimana dengan makan malam mu?" tanya Achiera lalu duduk di sisi ranjang Hans.

"Aku akan memakan apapun yang kau makan." jawab Hans dengan cepat lalu tersenyum sangat manis, bahkan Achiera pun sempat terpukau oleh senyuman dari lelaki dingin itu.

"Kalau Hans tersenyum begini tidak akan ada yang percaya kalau dia adalah seorang lelaki yang berwajah datar dan dingin." gumam Achiera memuji Hans dalam hati.

"Melamun lagi..?" ucap Hans sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Achiera.

"Eh Hans, aku tidak...." jawab Achiera salah tingkah.

"Apa kau sedang memikirkan ku?" tanya Hans sambil tersenyum kembali.

Seketika Achiera masih terus terpukau oleh senyuman Hans itu namun dia segera sadar.

"Sudahlah aku sangat mengantuk, kau kemarilah tidur disamping ku. Temani aku ya." pinta Hans lagi.

Dengan patuh Achiera melangkah pergi untuk tidur di samping Hans.

Tetapi Achiera tidur dengan jarak yang cukup jauh dari Hans, tanpa komplin dan tanpa emosi Hans mendekatkan dirinya ke Achiera dan merangkulnya dengan hangat.

"Kenapa kau tidur begitu jauh?" tanya Hans lembut, dia menaruh tangannya di bawah kepala Achiera,

"Tidurlah di lengan ku, aku tidak akan mengganggumu. Aku hanya butuh di temani" ucap Hans lagi lalu menyapu lembut wajah Achiera.

"Apakah ini masih Hans yang dulu? Yang terkenal sombong dan dingin? Kenapa dia tiba-tiba sangat lembut? Tanpa emosi dan teriakkan dia mendekat sendiri, Hans yang dulu itu tidak akan mau mendekat yang ada dia akan menyuruh orang untuk mendekat" tanya Achiera dalam hati.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" lanjut Hans pada Achiera sambil menatap nya.

Achiera hanya mengangguk pertanda setuju, sejujurnya hatinya sangat bingung akan setiap tingkah Hans yang kadang lembut kadang sangat membabi buta.

"Jawab dengan sangat jujur ya, apa kau ada membenciku ? Takut dengan ku atau bahkan terpaksa untuk tinggal bersama ku?" tanya Hans serius.

"Hans...? Kau kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Achiera berbalik tanya.

"Achiera Grey kau itu tidak berubah yaa, kan aku sudah bilang jangan budayakan sifat berbalik tanya jika seseorang bertanya padamu.!" ucap Hans mengomel, kini gilirannya yang cemberut.

Tetapi segera dia melembut kembali, dan tersenyum manis kepada Achiera.

"Kenapa kau terdiam? Apa aku menakuti mu tadi?" tanya Hans lagi.

"Tidak kok, hanya saja kau terlihat seperti anak kecil yang sedang cemberut" jawab Achiera sambil tertawa.

"Karena kau sudah tertawa, sekarang kau jawablah pertanyaan ku tadi. Aku sangat ingin tau, tolong jawablah dengan kejujuran hatimu jika kau memang merasa terpaksa untuk tinggal bersama ku, aku akan melepaskan mu. Tetapi kau harus tau, tidak akan ada yang bisa lepas dari genggaman ku jika memang benar-benar aku inginkan, artinya aku melepaskan mu dan mengejar mu lagi dengan cara yang lain. Aku ingin kau mengenal ku karena memang kau ingin." tutur Hans, dan Achiera melihat keseriusan di dalam setiap ucapannya.

"Hans.... awalnya aku memang terikat padamu karena sebuah keterpaksaan, tetapi dengan perlahan kau masuk ke dalam hidupku dan mencuri hatiku. Itulah kebenaran nya." jawab Achiera.

"Tapi aku sudah menyakiti mu? bagaimana kau bisa mencintai sosok seperti ku?" jawab Hans penasaran.

"Bagaimana ya???" tanya Achiera sok berpikir.

"Jangan bercanda, aku serius bertanya." ucap Hans menantikan pengakuan Achiera.

"Justru aku serius, aku pun bingung kenapa bisanya aku mencintaimu sementara kau menyakitiku. Tapi aku tidak heran, karena itulah cinta, tidak akan mudah di pahami dengan logika karena cinta itu berdiam didalam hati dan perasaan bukan dalam pikiran." tutur Achiera lalu berhenti sejenak, dia menatap kedalam mata Hans lalu berkata lagi,

"Hans.... tentang alasan kenapa, sejujurnya aku pun tidak bisa menjawabnya. Tetapi satu hal yang aku mengerti, "ketika seseorang membuatmu menjadi orang yang paling menyedihkan dan di saat yang bersamaan membuatmu menjadi orang yang paling bahagia itu adalah cinta yang sesungguhnya." Dan aku menemukan keduanya itu di dalam dirimu, walaupun kau terkadang membuatku menjadi orang yang paling menyedihkan tapi kau juga mampu membuatku orang yang paling bahagia. Dan aku percaya cintaku bisa menaklukkan mu. Apa aku terlalu percaya diri tuan Presdir?" ucap Achiera lalu bertanya.

Hans segera langsung memeluk erat Achiera mengecup kening nya lembut.

"Bodoh, kau bukan terlalu percaya diri, aku memang sudah menyerah di dalam cintamu. Kau menang, apa kau tau baru kali ini aku bisa di kalahkan, dan itu oleh seorang gadis kecil seperti mu." jawab Hans masih terus memeluk Achiera dalam tidurnya.