"Semuanya terjadi seperti yang sudah kuprediksi. Kemacetan itu berhasil mengalihkan perhatian anak buah Hans. Aku tinggal memarkirkan mobil di pinggir jalan dan pergi dari sini, kemudian masuk ke kerumunan orang-orang. Dengan begitu, Hans tidak akan tahu, siapa aku dan seperti apa wujudku!" ucap Zyan berbicara sendiri.
"Kau seharusnya bersyukur, wanita jalang. Kali ini keberuntungan masih berpihak kepadamu. Andai saja tadi aku tidak terpincut dengan wajah cantik dan tubuhmu, kau sudah seharusnya mati dari tadi," umpat Zyan.
"Tetapi setelah dipikir-pikir, kau tidak seberuntung itu. Karena aku masih punya satu bom waktu yang akan kupasang dalam mobil ini. Begitu Hans datang menyelamatkanmu, maka kalian berdua akan mati bersama. Dengan begitu, harta Hans akan menjadi milikku. Ha ... ha ... ha!" lanjut Zyan tertawa kuat.
Dengan persiapan yang matang, Zyan menghentikan mobil di tempat orang yang ramai. Sehingga membuatnya leluasa keluar dan bergabung di keramaian.