"Eh, sayang... Bukannya seharusnya kau menceritakan tentang plot, eh plot apa itu? Daddy lupa," ucap Hans. Berharap dengan begini, Hansen berhenti menanyakan hal yang memuakkan itu. Sebenarnya bukan sepenuhnya memuakkan, hanya saja saat ini dia membahas hal itu pada yang tidak tepat. Kalau saja lawan bicaranya saat ini Achiera, alangkah betapa menyenangkan. Dengan cara Hans yang mahir, dia akan membuat Achiera menyerah ke dalam pelukannya hingga akhirnya terjadi sesuai keinginan Hans.
Ah, membayangkan hal itu, Hans sangat bersemangat jadinya.
"Ah, ya, hampir saja aku melupakan itu. Jadi tadi aku hanya berpura-pura bertanya tentang wanita yang dimaksud paman Steven agar dia merasa dad terpojok. Bukankah menyenangkan membuat orang berbahagia? Padahal tentu saja aku tahu, bahwa mami adalah satu-satunya wanita yang mampu membuat daddy hidup kembali. Mami punya power itu. Aku benar kan?" tanya Hansen. Ia mengedipkan sebelah matanya dengan nakal.