'Hufffhh...' Steven dan Hans sama-sama menghela napas dengan berat.
"Jika ditanya sakit, tentu semua itu tidak adil bagiku. Kau tahu itu, kan? Tapi, aku mencintai Aleeya, aku mengasihinya layak darahku sendiri. Saat mencintainya, tidak banyak yang kuharapkan selain agar dia tetap bahagia, terlepas apa pun yang akan terjadi, dia tetap bersama atau akan meninggalkanku. Cinta mengajarkan untuk memberi, terlepas akan menerima balasan atau tidak," lanjut Steven.
"..."
Hans hanya mampu diam. Benar, dia sangat yakin kalau dirinya mencintai Achiera dengan kadar yang besar. Tidak mengerti juga alasan sebenarnya kenapa dulu sering menyiksa wanita yang dicintainya itu.
"Aku rasa kau butuh waktu sendiri, aku pergi dulu." Steven pun meninggalkan Hans yang masih bertahan dalam bisu.
Setelah Steven pergi, Hans masuk ke kamar Aleeya. Kamar yang sangat cantik. Kata itu yang terbesit pertama kali saat dia melihat seluruh isi kamar Aleeya.