"Aku tidak mengatakan apa-apa pun kok dalam pikiranku, kenapa kau bersikap seolah-olah tahu membaca isi pikiran orang lain." Achiera memancungkan mulutnya.
"Mami..." Hansen yang memanggilnya. "Kau bahkan tidak melirikku." Terdengar kecemburuan di ucapan Hansen.
"Kau anak nakal, kau bahkan tidak memberitahuku apa-apa, dan sekarang kau bertingkah layaknya tidak terjadi apa pun? Keterlaluan!" Achiera kini sudah berada di dekat Hansen. "Kau tidak tahu sebesar apa rasa takutku tadi saat menghubungimu lewat telepon tetapi tidak ada jawaban." Ekspresi Achiera menandakan kekhawatiran yang mendalam.
"Maafkan aku, aku tidak ingin membuatmu khawatir. Itulah mengapa tidak aku katakan apa pun padamu." Hansen menatap Achiera dengan pandangan merasa bersalah.
"Dimaafkan! Putra kesayanganku yang sangat nakal, mana mungkin tidak aku maafkan." Achiera memeluk pundak Hansen.