"Ah, hampir saja aku melupakan itu."
"Makanya, jangan kebanyakan ponsel. Jadi bingung kan untuk tahu ponsel yang mana berbunyi." Lagi, Steven mencela.
"Bu-bukan. Saya hanya punya satu ponsel. yang tadi saya pegang itu ponsel Achiera."
Fanny pun melihat ponselnya. Mengecek siapa gerangan siluman yang mengganggu masa indahnya dengan sang pujaan.
Setan apa yang berani mengganggu momen indahku, decak Fanny.
Dan memang benar saja, itu setan kecilnya, Hansen.
Dasar setan kecil, umpat Fanny.
"Eh, bukannya anak ini katanya pergi dari rumah hanya memakai sepeda?" Tanpa sadar dia mengucapkan kata itu dengan sangat kuat. Steven yang saat itu berada di dekatnya harus menutup telinga.
Namun hal itu pun tidak membuat Fanny sadar akan aksinya. Malah membelalakkan mata. Rasa takut langsung menghantui.
Apa jangan-jangan terjadi sesuatu yang buruk padanya di jalan, lalu orang lain mencoba menghubungi keluarga melalui ponsel Hansen?