Norman pun langsung menghubungi Achiera. Saat ini satu-satunya orang yang bisa menghentikan Hansen hanya Achiera.
"Benar, aku harus memberitahu nyonya tentang hal ini. Jika tidak tamatlah riwayatku," ucap Norman.
Norman merogoh saku untuk mengambil ponsel, agar langsung menghubungi Achiera.
Sementara itu, di rumah sakit. Ponsel Achiera berdering. Dia segera melihat ponselnya tanpa menunda atau merasa resah dengan panggilan itu, karena berpikir bahwa yang menghubungi adalah Hansen.
Mungkin itu adalah naluri seorang ibu yang selalu menaruh pikiran pada anaknya.
Achiera melihat nama yang tertera di layar ponselnya, bukan nama Hansen yang ada di sana. Namun mengetahui bahwa itu bukan Hansen semakin membuatnya khawatir pada Hansen.
"Norman? Ada apa dia menghubungiku? Apakah ada terjadi sesuatu yang buruk pada Hansen?" decaknya.