"Dengan kondisi Hans yang seperti ini, apakah memungkinkan kalau saya menjenguknya?" tanya Steven.
"Um..." Dokter tampaknya sedang berpikir.
"Saya hanya menjenguknya, sebagai teman tidak ada salahnya kan kalau kita menjenguk teman sendiri?" tambah Steven.
Lelaki ini sangat pintar mencari alasan! Datang dari mana sikapnya yang seperti itu, batin Fanny.
"Baiklah, tapi tolong jangan membuat pasien syok. Karena sampai detik ini, dia masih belum bisa mengenali siapa pun juga," balas si dokter.
"Terima kasih, dok. Saya yakin dia sangat mengenal saya."
Setelah mengatakan demkian, Steven langsung melangkah. Saat tangannya akan membuka pintu, panggilan Achiera menghentikan aksinya.
"Steven, aku juga ingin melihatnya," ucap Achiera, dan langsung menghampiri Steven.
"Ada hal pribadi yang ingin aku bicarakan dengannya. Dan maaf, kami perlu berbicara empat mata." Steven berterus terang dengan tujuannya.