"Tidak perlu katakan, aku sudah bisa menebak tujuan menemuiku hari ini. Aku rasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Kamu pulanglah." Steven bersikukuh dengan keputusannya.
"Tapi aku datang tidak untuk pulang begitu saja." Hansen melemah. Keputusan Steven menyakiti hatinya.
"..." Steven diam.
Dan untuk beberapa waktu suasana di tempat itu sanagt hening. Tampaknya, dari antara mereka tidak ada yang berniat untuk berbicara.
"Apa paman sangat tidak menyukaiku? Atau kehadiranku cukup mengganggu paman?" tanya Hansen setelah diam beberapa saat. Suaranya terdengar sangat sendu. Seoerti tangis yang tertahan.
Steven tercengang mendengar perkataan Hansen, namun lebih kepada ekspresi dan suara yang dikeluarkan Hansen.
Mmungkinkah dia menahan tangis? Apakah aku menyakitinya? Anak kecil yang sombong ini pun bisa menangis, batin Steven. Matanya menyelidik ke arah wajah Hansen yang tertunduk.