Hans tidak menghentikan aksinya yang selalu memukul-mukul kepalanya. Dan itu semakin mengiris hati Hansen dan Achiera.
"Demi Tuhan, tolong jangan lakukan itu," isak Achiera.
"Dad? Apa yang menimpamu?" rintih Hansen.
Hansen, anak kecil yang selalu merasa sudah dewasa, yang akan malu jika menangis, untuk pertama kalinya dia menangis melihat kondisi Hans yang demikian.
"Seharusnya tadi aku tidak memaksanya," rintih Hansen.
Achiera terus mendekatkan diri pada Hans. Dia tahu, saat ini cara terbaik untuk menenangkan Hans adalah mendukungnya.
Perlahan Achiera terus mendekat.
"Sudah, tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja. Sini tanganmu, berikan padaku."
Tidak tahu kali ini akan berhasil atau tidak. Tetapi harapan tidak akan pernah hilang.
"Aku merindukanmu selama ini," ungkap Achiera.
"Kau... Kau rindu?" jawab Hans.
Achiera mengangguk. "Hemph.. Itu benar."