"Lalu bagaimana? Apa kau tidak mau memberikan ginjalmu satu pada Aleeya?" tanya Hansen. "Atau Paman Steven tidak mengizinkanmu sebagai pendonor Aleeya?" tambah Hansen.
"Dia bersikukuh akan mencari orang lain yang bersedia mendonorkan ginjalnya pada Aleeya."
"Dia keterlaluan! Aku akan memarahinya!" hardik Hansen.
"..." Hans diam. Tidak juga merespons perkataan Hansen.
"Ada apa, Dad? Kenapa kau terlihat tidak setuju? Kenapa kau tidak mengeluarkan reaksi?" tanya Hansen.
Hans menggigit bibirnya. Siapa pun bisa melihat kepedihan yang tersirat dalam ekspresinya. Sangat suram dan sayu. Ibarat sebuah tanaman, tidak mati tidak juga berkembang dengan baik.
Ekspresi Hans yang demikian membuat Hansen khawatir. Banyak pertanyaan dalam benaknya, dan hanya Ayahnya itu yang bisa menjawab hal tersebut. Namun, melihat ekspresi Hans yang tampak tidak memiliki kehidupan, mengurungkan niat Hansen.
"Aku-"