CRACK!
Serasa ada yang patah dari salah satu organ terpenting Steven, yaitu hatinya. Rasa gemetar dan pucat di wajah tidak bisa ditutupi.
Hans menantikan sebuah kata dari Steven, namun tampaknya lelaki itu hanya bisa diam membisu.
"Tidak perlu gemetar seperti itu." Hans menyentuh pundak Steven. "Ayo, kita bicara," ucap Hans, ia pun melangkah lebih dulu.
Tanpa kata Steven mengikuti dari belakang.
Di ruang Aleeya, vvip room yang menyediakan tempat tidur bagi keluarga pasien. Itulah tempat yang mereka pilih untuk berbicara.
"Liu, tinggalkan kami berdua," perintah Hans.
Steven pun melakukan hal yang sama. "Kau juga ... pergilah," ucap Steven pada Andi.
"Ta-"
Andi menghentikan perkataannya saat melihat tatapan tajam dari Hans dan Steven. Kedua boss itu melihatnya dengan tatapan mengerikan; yang satu layaknya tatapan iblis, merah berapi. Sementara yang satunya lagi layaknya singa yang siap menerkam.
GLEG!