Aleeya yang ceria nampak memendam kekesalan yang luar biasa.
Steven mengetahui hal itu. Ia meraba lembut puncak kepala Aleeya.
"Aleeya sayang, kenapa kamu tampak cemberut, Hemp?" tanya Steven lembut.
"..." Aleeya tidak menjawab, melainkan semakin memancungkan bibirnya.
"Apa karena hal yang tadi?" lanjut Steven bertanya.
"Iya, aku benar-benar kesal!" jawab Aleeya.
"Kenapa? Lihat... Papa baik-baik saja. Paman yang tadi itu tidak akan menyakiti Papa. Kamu jangan khawatir."
"Iya Pa. Papa memang baik-baik saja, tetapi Aleeya masih kesal sama paman itu! Tidak tahu kenapa, tetapi sangat kesal. Bisa jadi kali ini Papa masih baik-baik saja, lain kali? Kita tidak tahu hal yang akan diperbuatnya ke depan!"
'Crack...'