"Tidak akan ada peraturan seperti itu kalau tidak kau ciptakan! Segala peraturankan berasal darimu!"
"Ha ha... putraku memang sangat pintar. Tidak heran, dia bibitku." Hans berdendang bahagia.
"Bibit? Apa aku ini tanaman? Apa kau pohon?" Hansen sangat pintar tetapi begitu polos. Tentu saja tidak mengerti maksud perkataan ayahnya.
"Hemp... sesuatu yang tidak penting. Jangan terlalu dipikirkan," ucap Hans. "Sini, mendekatlah pada daddy." Hans menepuk-nepuk pahanya.
"Aku akan duduk di mana?"
"Apa menurutmu pangkuanku sangat tidak nyaman untuk dijadikan tempat duduk?" Hans berbalik tanya.
"Hemp... tapi aku sangat berat, apa kau bisa memangku aku untuk waktu yang sangat lama?"
"Apa aku ini tidak cukup kuat?"
"Tidak, bukan begitu. Kau kan masih sakit, aku merasa kau tidak akan kuat."
"Apa kau baru saja mengatakan kalau aku ini lemah? Atau kau perhatian denganku?" duga Hans.