Sesampainya di dapur, Achiera langsung memegang jantungnya.
"Hufft... Apa yang ada dalam pikiranmu, Achiera?" ucapnya.
Ia memukul memukul pelan pipi nya agar segera tersadar. " Sadarlah, mempermainkanmu itu sudah seperti hobby-nya. Bisa-bisanya kau bahkan tersipu saat merasakan detak jantungnya," umpat Achiera, selalu memperingati dirinya.
"Nyonya, ada apa?" ucap salah seorang pelayan yang melihat Achiera berdiri, bertumpu dekat meja.
"Eh ... tidak. Itu, Hans lapar dan aku ingin membuatkan bubur untuknya."
"Apa ada yang bisa dibantu?" tawar si pelayan.
"Tidak perlu, saya bisa melakukannya sendiri." Achiera tersenyum setelah mengatakan itu.
Nyonya masih saja sangat lembut, sopan dan baik. Walau sudah lama tidak bertemu, tidak ada yang berubah darinya, bahkan semakin cantik saja, batin si pelayan itu.
Kebetulan semua pelayan harus tidak ada yang terganti sejak Achiera ada.
