Perasaan yang akrab, yang sudah lama tertanam, kini tumbuh lagi memenuhi hati serta pikiran Achiera.
Hans sungguh tidak bisa berlama-lama lagi untuk mengontrol dirinya, tetapi dia harus mengontrolnya walau sulit.
Tangan Hans yang besar, menjelajahi punggung Achiera dalam balutan busa.
Dari punggung, Hans berpindah ke depan, yaitu dada Achiera. Awlanya, ia memang benar hanya ingin menyapu sabun, tetapi karena dorongan hasrat yang sudah memenuhi kepalanya, sesekali ia meninggalkan sesasi, seperti dengan sengaja meraba dengan jemarinya, juga dengan sengaja menyenggol biji kecil yang menempel di antara buah percik merah ranum itu. Sehingga sensasi dari perbuatan Hans itu tersalur hingga ke tubuh Achiera.
Achiera menggigit bibir bawahnya untuk menahan serta menolak gejolak yang sedang memenuhi hati serta pikirannya. Sesekali ia menelan saliva juga memejamkan matanya.