"Selamat pagi Tuan," sapa Achiera.
Orang itu langsung memutarkan kursinya. "Selamat siang no-" tapi ia segera langsung menghentikan perkataannya.
Achiera pun demikian, mulutnya ternganga. "Hans..." ucap Achiera.
"Kamu?" balas Hans.
Dengan marah, Achiera langsung berjalan mendekat ke arah Hans. Ia tidak berada di ujung meja lagi, tetapi tepat di samping Hans.
Dengan kasar, ia memukul meja.
"Seharusnya aku sudah menduga, kalau kau adalah penipu ulung. Kau hanya berpura-pura untuk mengelabui kami. Jangan salah, kau tidak akan pernah bisa!" jerit Achiera.
Hans menatap Achiera dengan linglung. "Maaf Nona Achi, apa maksud Anda?" ucapnya.
"Diam kau!" Achiera menunjuk hidung Hans. "Jangan pernah berpikir kali ini kau akan menang dan bisa melakukan semua inginmu! Itu tidak akan terjadi! Aku akan membawa anakku jauh darimu!" ucap Achiera.
"Anakmu? Maksudnya anakmu siapa? Hansen?"