"Penyesalannya tidak akan mengubah kenyataan, kalau dia telah dengan sengaja menyiksa keluargaku!!! Membunuh 3 orang, keempat mamaku. Apa aku masih bisa memaklumi hal itu?" ungkap Achiera.
"Mulutmu berkata apa, dan hatimu mengatakan apa!" selidik Fanny, "tapi semua itu adalah hakmu, sebelum kau melangkah lebuh, pikirkan matang-matang," lanjutnya.
Fanny melihat Hansen, dan tersenyum bahagia.
Akan betapa sempurnanya hidupmu, kalau kau tinggal dengan ayah juga ibumu dalam satu rumah, batin Fanny mengarah pada Hansen.
"Oh ya Achiera, apa kau ingin tahu keseluruhan tentang penyelidikanku?" tanya Fanny.
"Emp-" Achiera menggigit bibir bawahnya.
Ha ha ha... Fanny tertawa. "Tidak perlu malu-malu seperti itu, tanpa jawabanmu pun, aku tetap akan mengatakannya," usil Fanny.
"Achiera..."-kini Fanny berubah menjadi serius-"Hans mengira kamu sudah meninggal!"
"Apa?" Achiera menutup mulutnya, saking tersentak.