"Sial! lelaki ini masih saja mengabaikan aku, bahkan ketika aku bilang, aku ini sedang hamil anaknya," erang Hazel.
"Sayang, kenapa harus marah-marah seperti itu," balas Zyan.
"Gimana aku gak marah-marah? lelaki itu sok jual mahal, membuatnya muak! kalau aja bukan karena uangnya, tidak akan aku mau seperti ini!" umpat Hazel.
"Banyak jalan menuju Roma, begitu pula cara untuk menuju harta Hans. Kalau hal ini tidak berjalan, kenapa tidak menggunakan cara lain?" ucap Zyan.
"Tidak perlu banyak bicara, katakan apa cara lainnya! kau hanya bisa bicara saja!" umpat Hazel.
"Waow, kau sudah berubah menjadi sangat pemarah, seperti singa yang siap menerkam."
"Eh ... sayang maaf, bukan seperti itu maksudku. Aku hanya terlalu kesal dan merasa takut kalau semua yang aku perbuat ini akan gagal lagi, seperti yang sebelum-sebelumnya," ucap Hazel begitu menyadari tingkahnya yang sudah membuat pujaan hatinya itu marah.