"Hans, kamu tidak bisa tidak rasional seperti ini!" desak Hazel. "Kamu harus memikirkan nasib anakmu kelak, Hans."
"Jadi apa yang kau inginkan? bukankah aku sudah mengatakan kesepakatan itu? apa masih kurang?" tanya Hans dingin.
"..." Hazel terdiam, dia harus menahan dirinya. Paling gak sampai Hans itu berhasil dihasut.
'Setidaknya, kau masih mau menunggu sampai anak ini lahir, dan itu berita yang bagus menurut aku!' batin Hazel.
'Sementara tentang rencana selanjutnya, kita akan memikirkan bagaimana caranya ketika waktunya sudah tiba,' lanjutnya membatin.
"Aku tidak bisa menjanjikan apa pun juga sebelum anak itu lahir, dan bahkan jika lahir pun, aku paling gak akan jauh dari anakku! jadi keputusan yang tadi aku buat, sudah paling final. Sekarang pergilah dari sini, aku ingin bekerja!" tegas Hans.
"Baik," dengan patuh Hazel pun pergi meninggalkan ruangan Hans.