"Di bagian mana yang kau rasa tidak nyaman?" tanya Hans begitu mereka sampai di mobil itu.
Hoooekkkk!!!
Achiera mual lagi.
"Sayang, kau pucat sekali. Sekarang kita akan ke dokter ya," saran Hans.
"Aku ini mual karena dekat-dekat sama mu."
"Heuh? kenapa aku?" tanya Hans.
"Gak tahu, tapi memang sepertinya begitu. Kau belum mandi ya?" tanya Achiera.
"Aku?" Hans menunjuk hidungnya. "Jelas-jelas tadi pagi kau lihat aku mandi, masih bertanya lagi."
"Tapi aroma mu sangat bau, membuat perutku tergoncang," ungkap Achiera.
"Sayang, ini namanya penghinaan terbesar, aku tidak pernah bau badan seumur-umur," protes Hans, dia cemberut.
"Ya maaf, kan aku hanya mengatakan apa yang kurasa saja,"
"Apa aku harus ganti parfum? tapi ... bukannya selama ini kau sangat menyukai aroma parfumku?" kilah Hans.
"Sepertinya, parfummu itu membuat aku mual!"
"Jadi, sekarang apa masih mau muntah?"