Seakan merasa bahwa dia mendapatkan sebuah kemenangan, Carlos dengan bangganya tersenyum dengan penuh rasa percaya diri. Sambil berjalan mendekati Liu, dia tetap menebarkan senyum menjijikkannya.
"Liu, bagaimana? kau sudah mendengarnya sendiri bukan? apa kau tidak ada pendapat entah sepatah, atau dua kata untuk menanggapi atau bahkan menangisi tentang balasan dari kesetiaan yang kau lakukan?" tanya Carlos. "Oh iya benar, bagaimana kau akan bicara jika dengan mulut yang tertutup." Carlos membuka penutup mulut Liu.
"Sialan....!!! Carlos...!!! mati kau bedebah!!!" jerit Liu.
Ha... ha... ha..., tawa Carlos menggelar.
"Liu, apa kau salah dengar? bukankah yang bedebah itu kau? bos kesayanganmu sendiri saja mengakuinya, kenapa kau mendadak lupa?" tanya Hans.
"Cih, apa kau mencoba membuat jarak diantara kami? huh," ucap Liu.