Chereads / Wanita dititik Terendah / Chapter 16 - salah paham (Lagi)

Chapter 16 - salah paham (Lagi)

"ketidakbijakan seseorang dalam menguasai perasaannya dapat menyesatkan mata hatinya!!"

-Wanita di titik Terendah-

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Achiera duduk di bangsal sambil menatap kosong ke arah luar dari jendela, pandangannya lurus tak ter-arah sehingga kedatangan Kaili, sahabatnya itu tidak tertangkapnya.

"Achiera, bagaimana kabarmu?" tanya Kaili sambil langsung duduk tepat di depan Achiera untuk menyadarkan Achiera dari lamunannya.

"Kaili, dari mana kau tahu aku ada di sini?" tanya Achiera setelah tersadar.

"Siapa yang tahu bahwa aku akan mempunyai sahabat yang akan melupakan aku kalau sudah punya pacar, tidak mau menelponku atau pun membalas text-ku. Ternyata aku tidak sebegitu pentingnya baginya setelah dia sudah punya kekasih," ucap Kaili menyindir.

"Jangan berkata seperti itu, ayo katakan kau tau dari mana aku di sini?" ulang Achiera.

"Aku menelponmu berkali-kali, dan kau tau siapa yang menjawab panggilanku? tuan muda yang berhasil merebut hatimu itu!! dan dialah yang memberi tahu kalau kamu disini," jawab Kaili sambil mengupas buah yang dia bawakan untuk sahabatnya itu.

"Maksudmu, Hans? Dia yang memberi tahu-mu aku disini?" tanya Achiera memastikan.

"Ya jadi siapa lagi? apakah kau punya lelaki lain di sampingmu? tidak hanya itu juga, dia memintaku untuk menjagamu di sini karna dia ada meeting penting pagi ini katanya. Alasannya sih kau belum sadar dan dia tidak bisa meninggalkanmu hanya dengan suster-suster di sini. Ya kau tau aku, kan? tanpa dia minta pun aku akan menjaga mu."

"Hans memintamu untuk menjagaku karna dia khawatir denganku?" tanya Achiera.

Kaili mengangkat bahunya sebagai tanda jawaban ketidak tahuannya.

"Gak tau juga, apa dia khawatir atau tidak. Dia cuma bilang, kalau dia tidak bisa meninggalkanmu sendirian," jelas Kaili. "memangnya kenapa?" kini Kaili yang bertanya.

Namun Achiera hanya diam dan tidak menjawab sahabatnya itu, dia bengong memainkan pikirannya sendiri dengan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan yang timbul entah dari mana asalnya.

Melihat sahabatnya yang seperti itu, Kaili geram dan langsung berkata;

"sudahlah Achiera, jangan berpikir yang tidak penting sama sekali. Ini makan, biar kamu cepat sembuh!!!" ucap Kaili sambil menyondor kan buah yang baru saja selesai di kulit nya.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Hazel sangat kesel karena Hans tidak pulang ke rumah, dan achiera juga ikut-ikutan tidak pulang. "Bukankah sebelumnya dia tinggal di sini dengan Achiera? Apakah mereka menghindar?"

Isi kepala Hazel dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan seperti itu.

Hazel pergi ke kantor Hans untuk memastikan apakah Hans berada di sana. Dengan angkuh, dia mendekat ke tempat resepsionis dan bertanya dengan nada sombongnya.

"Saya Hazel Emily, ruangan Hans ada di mana?" tanyanya kepada petugas resepsionis.

"Maaf apakah anda sudah buat janji sebelumnya?" petugas resepsionis tersebut bertanya balik.

"Hei saya Hazel Emily, bukankah nama saya selalu terdengar di kantor ini sebagai satu-satunya wanita yang dicintai Hans, lantas buat apa saya harus membuat janji dulu dengan tunangan saya?" ucap Hazel sombong.

"Mohon maaf nona, saya sudah bekerja bertahun-tahun di perusahaan Matthews group, tapi saya tidak pernah mendengar presdir memiliki wanita yang dicintainya bernama Hazel. Ini pertama kalinya saya mendengar nama itu, dan itu pun dari nona sendiri," jelas petugas resepsionis itu masih ramah tetapi lantang.

Amarah Hazel bangkit, dengan penuh emosi dia mendaratkan tamparan keras dipipi petugas resepsionis itu.

Plakkk!!!

"Beraninya kau menghinaku, akan kupecat kau!!!" teriak Hazel.

Sekretaris Hans yang melihat semua pertunjukkan tadi dari awal sampai berakhir,  langsung bergegas keruangan Hans dan melaporkan kejadian itu. Hans geram, dan ingin pergi melihat.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Hans dingin begitu sampai di depan resepsionis perusahaannya.

"Hans pegawaimu ini menghinaku dan mendorongku, kau pecat saja dia. Dia sudah menyakitiku!!!" isak Hazel dan pada saat itu dia terjatuh.

"Bagaimana dia bisa mendorongmu?" tanya Hans pada Hazel sambil menariknya.

"Tadi aku berkata, di mana ruanganmu dan dia langsung dengan marahnya mendorongku, makanya aku terjatuh," jelas Hazel masih terisak.

Hans jelas melihat Hazel yang menjatuhkan dirinya sendiri, mengetahui Hazel berbohong Hans marah besar.

'Sejak kapan Hazel ini sangat pintar berbicara bohong, bahkan tanpa mengambil nafas dulu,' batinnya. Dia suram memikirkan itu.

"Hazel, kau pergilah dulu, masalah dia akan aku urus sendiri. Aku tidak bisa memecat karyawan sembarangan, lagian dia salah satu pegawai terbaik di perusahaanku," ucap Hans.

"Karena dia salah satu karyawan terbaik, jadi dia tidak akan salah begitu? atau kau tidak percaya samaku?" tanya Hazel semakin menangis.

"Bukan..., jelas aku sangat mempercayaimu, urusan ini berikan padaku. Kau ke sini ada perlu apa?" tanya Hans.

"Sebenarnya, aku ke sini untuk mengajakmu menemaniku check up. Hari ini adalah jadwal check up-ku, aku takut kalau sendiri. Kau di sampingku akan memberiku ketenangan."

"Hazel, aku ada meeting, kau pergi saja dengan Liu ya, nanti aku akan menyusulmu," tolak Hans.

"Kalau begitu, aku akan menunggumu sampai selesai meeting," ucap Hazel dan langsung duduk berpangku tangan.

"Jangan seperti ini, aku banyak pekerjaan. Bagaimana jika besok sebagai gantinya aku mengajakmu makan siang? tapi sekarang pergilah check up dengan Liu," bujuk Hans.

"Baiklah sepakat," ucap Hazel berlalu pergi.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

"Nona Achiera, apa kabar anda?" tanya Dexter saat baru memasuki ruangan Achiera.

"Saya rasa, saya sudah tidak sakit lagi dok. Kapan saya boleh pulang?" Achiera berbalik bertanya.

"Iya hasil medis anda mengatakan anda semakin membaik, anda juga sudah boleh pulang hari ini. Tapi anda masih harus meminum beberapa obat suplemen dan vitamin ini agar semakin mempercepat penyembuhan anda," jelas Dexter.

"Baik dok, terima kasih banyak," ucap Achiera tulus.

"Achiera, panggil aku Dexter. Aku teman dekat Hans, dan aku rasa kita juga akan menjadi teman," ucap Dexter.

"Sepertinya anda salah paham, saya bukan siapa-siapanya Hans," ucap Achiera pelan.

"Ya baiklah, tapi kan kita masih bisa berteman. Jadi panggil saja aku Dexter, ya?" ucap Dexter menimpali.

Achiera hanya tersenyum kecil. 

"Achiera aku pamit dulu ya, kau pun sebaiknya bersiap-siaplah dan telepon Hans juga supaya kau bisa dijemputnya," ucap Dexter sambil pergi.

"Baik Dexter, terima kasih." Achiera tersenyum.

Achiera menatap lurus ke ponsel-nya, dan berpikir apakah perlu menelpon Hans untuk menjemputnya? Bukannya Hans lagi marah padanya? karena semenjak Kaili datang, Hans tidak lagi datang menjenguknya.

"Ah biarkan sajalah, aku tak ingin membuat dia semakin marah. Aku lebih baik memberi tahu Kaili saja supaya dia yang menjemputku," ucap Achiera pelan.

Dia langsung menekan beberapa angka, lalu menelpon Kaili tanpa menunda-nunda lagi.

Tanpa menunggu lama hanya sekali getaran, panggilan itu langsung terhubung.

On phone Call-

 Kaili : "Ada apa Achiera, bagaimana kabarmu?"

Achiera : "Aku sudah boleh pulang hari ini, apakah kau sibuk? jika tidak tolong jemput aku, boleh?"

Kaili : "Benarkah? baiklah tunggu 15 menit di sana, aku akan menjemputmu."

*tut* panggilan itu berakhir.

Dexter langsung menghubungi Hans begitu dia keluar dari ruangan Achiera tadi.

Hans yang saat itu sedang bersama Hazel langsung berkata akan menjemput Achiera, sendiri. Hal itu tentunya membuat Hazel marah, tetapi Hans berhasil membujuknya lagi dan sekarang Hans dan Hazel sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat Achiera di rawat.

15 menit berlalu seperti yang dijanjikan oleh Kaili, dia pun datang tepat waktu. Namun, dia sedikit kecewa karena di perjalanan tadi, dekat dari Rumah sakit ini ban mobilnya bocor, dan sudah dibawa ke workshop terdekat.

"Achiera aku minta maaf, kita nanti pulang naik taxi saja ya, kita cari di depan RS ini, tadi itu ban mobilku bocor," ucap Kaili merasa bersalah.

"Hmm, Kaili itu bukan sebuah masalah besar lho, jangan mempersulit dirimu. Kita cari taxi bareng-bareng ya," ucap Achiera menenangkan hati sahabatnya itu karena Achiera sangat mengerti tentang Kaili.

Setelah mengurus surat kepulangan dan beres-beres mereka pun pergi ke depan pintu masuk RS itu untuk mencari taxi.

Dari jauh Steven Scott melihat Achiera dan menghampirinya.

"Nona grey?" ucap Steven begitu sampai.

"Kebetulan bertemu di sini, kau ngapain di sini? siapa yang sakit?" lanjut Steven.

"Dia yang sakit, anda siapa?" Kaili menimpali.

"Oh saya Steven, saya tidak sengaja bertemu dengan Achiera beberapa hari yang lalu," ucap Steven kepada Kaili. "Kamu sakit apa nona grey?" lanjut Steven.

"Saya terkena demam Mr.Steven dan sekarang saya sudah baikan," jawab Achiera.

"Iya dan sekarang kami mau pulang, hanya saja taxi dari tadi tidak ada," ucap Kaili menimpali lagi.

"Kalau begitu, biar aku yang antar pulang bagaimana?" tawar Steven.

Dengan cepat Achiera langsung menjawab. "Maaf Mr.Stev, itu tidak perlu. Kami tidak mau merepotkan anda.

"Achiera tidak ada yang di repotkan, kau baru ke luar dari rumah sakit. Kau mau menunggu taxi di sini itu akan sangat jarang ada. Kalau kau takut, aku tidak akan mengantar sampai depan rumah, tidak akan ada yang tau. Ini untuk kebaikanmu," jelas Steven.

"Bener Achiera, lihat kamu sudah keringat dingin lagi. Kita bareng dia aja yaa," Kaili turut membujuk.

"Baiklah, aku setuju," ucap Achiera.

Mereka bertiga berjalan menuju arah parkir mobil Steven yang berada di depan tak jauh dari tempat mereka menunggu taxi. Steven menawarkan diri membawa barang-barang Achiera dan menuntun Achiera sambil memegang punggung bahu Achiera.

Hazel melihat hal itu dari dalam mobil begitu sampai di RS tersebut, dan memberitahu Hans.

"Hans bukankah itu Achiera? siapa lelaki itu? mereka tampaknya sangat dekat dan sepertinya laki-laki itu bukan orang biasa, lihat saja barang yang dipakainya, mulai dari baju, sepatu, dan jam tangannya," ucap Hazel.

Tanpa menjawab cibiran Hazel, Hans tiba-tiba rem mendadak, tanpa sepatah kata, dia keluar dari mobilnya dan langsung menuju ke arah Achiera.

Dengan kasar dia menarik Achiera ke luar dari mobil Steven dan hal itu langsung di cegah Steven dengan tegas.

"Bolehkah anda bersikap lembut sedikit saja terhadap wanita, dia baru saja pulih," ucap steven pelan tetapi tegas.

Hans langsung melayangkan pukulan keras ke muka Steven. "Sudah berapa kali saya katakan, jauhi wanita saya! Kenapa anda selalu menempel terus?" ucap Hans sambil memukul Steven lagi.

Achiera yang melihat hal itu langsung mencegah Hans ketika Hans hendak memukul Steven lagi, tetapi nasib buruk terjadi di saat Achiera mencegah Hans. Tanpa sengaja pukulan itu malah mendarat mengenai Achiera.

Achiera terjatuh tidak tahan menopang tubuhnya, dan di saat yang bersamaan sebuah motor yang melaju dengan kuat menabrak kuat Achiera, seketika bau amis darah meliputi tempat itu.