Achiera menyadari bahwa Hans menatapnya, dia pun berbalik menatap Hans kembali, dan bertanya dengan nada cuek,
"kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Achiera.
"Aku hanya sedang terpesona melihat mu yang sedang terpesona." jawab Hans jujur.
Achiera memang sangat cantik, apalagi dengan umur yang masih muda. Mata kuning sunsetnya itu selalu menyorotkan ketulusan di setiap tatapan. Senyum yang manis ditambah dengan tahi lalat yang ada tepat di bawah bibirnya. Lehernya yang panjang semakin mempercantik dagu yang menjuntai ke bawah. Di tambah dengan rambut lurus panjang yang sangat mengemaskan dengan hembusan angin liar yang ada di pulau itu. Tubuhnya juga tidak pendek untuk ukuran seorang wanita,dan tanpa lemak yang tersembunyi.
"Kau selalu bermulut manis." ucap Achiera cemberut.
"Apa kau menyukai ini?" tanya Hans lalu merangkul lengan Achiera.
Achiera mengangguk sangat cepat, layaknya seorang balita yang sudah berhasil di ambil hatinya.