"Kau...?" ucap Achiera sedikit terkejut saat mendengar ada yang tiba-tiba menimpali perkataannya.
"Iya, aku ... KESENGSARAANMU!" ucap Hazel sombong.
"Untuk apa kau datang ke sini?"
"Untuk apa? Cih! Dasar naif dan bodoh. Ya, jelas aku datang ke sini hanya untuk melihat penderitaanmu!" Hazel semringah, sorot wajahnya begitu menjijikkan.
"Orang-orang sering berkata, kepuasan yang paling membahagiakan adalah ketika menyaksikan secara langsung jatuhnya air mata kesengsaraan orang yang kita benci. Awalnya, aku tidak percaya itu, tetapi begitu melihatmu menangis mengemis untuk sebuah kebahagiaan, hatiku merasa sangat puas. Ternyata yang dikatakan orang-orang itu memang benar," cibir Hazel memuaskan diri.
"Hallo, Achiera Grey. Eh ... sorry, maksud saya Nyonya Matthew tetapi sudah tidak dianggap lagi. Ha ha ha..." Tawa Hazel menggema di ruangan itu.