Chereads / MRS1 - Addicted / Chapter 18 - Part 17

Chapter 18 - Part 17

Beverly keluar dari cafe tempat ia bicara dengan Dealova mengenai kemungkinan terseretnya ayah Dealova dalam misi yang diembannya. Awalnya Beverly ragu untuk bicara dengan Dealova mengenai misi barunya. Meski Beverly tahu Dealova tak begitu mempedulikan ayahnya tapi Beverly masih berpikir bahwa pria itu tetap ayah Dealova, dan sebagai temannya Beverly merasa ia harus memberitahukan ini meskipun misi itu adalah rahasia untuk orang-orang yang diberikan misi saja. Alasan kenapa misi ini hanya diemban oleh Beverly dan Qiandra adalah karena tak mungkin melibatkan Dealova karena Dealova adalah anak dari salah satu orang yang diperkirakan menggunakan aliran dana kotor tersebut, dan Bryssa? Bryssa tak mungkin melakukan hal itu karena Bryssa adalah orang yang rela meninggalkan kesatuannya demi teman.

Satu minggu sudah berlalu, Beverly masih belum melakukan pergerakan apapun. Sepanjang waktu itu berlalu, ia hanya berada di sisi Oriel. Melakukan kegiatan bersama seperti biasanya.

Ring,, ring,,

"Ya, Sammy."

"Kita perlu bicara."

"Datang ke klinik saja."

"Baiklah."

Beverly masuk ke dalam mobilnya. Ia segera menyalakan mesin mobilnya dan segera pergi. Jika Sammy mengajaknya bicara maka itu pasti tentang ayah mereka.

Sampai di klinik, Samuel sudah menunggu Beverly.

"Ada apa?"

"Tentang Russel Cadeyrn."

Beverly melangkah menuju ke ruangannya disusul dengan Samuel.

"Kematian pria itu, bukan hanya Daddy yang menginginkannya. Seseorang membayar mahal untuk kematian Russel."

"Kau tahu siapa orangnya?"

"Aku sudah berusaha mencari tahu tapi aku tidak mendapatkan siapa orang yang hendak membayarnya, dan ya, seseorang ini juga menginginkan kematian Oriel."

Kali ini cukup mengejutkan bagi Beverly, seseorang yang mencoba untuk membunuh Oriel maka harus berurusan dengannya. Tunggu saja, Beverly pasti akan mendapatkan siapa orang yang mencoba untuk membunuh Oriel.

"Daddy pasti akan menggunakanmu untuk membunuh Oriel. Dia pasti akan menemukan cara untuk mengancammu. Dengarkan aku baik-baik, Bev. Pergilah dan menghilanglah, Daddy tak akan berhenti sebelum kau menghilang."

"Aku tidak bisa mempertaruhkan nyawa banyak orang, Sammy. Biarkan aku mengurusi ini dengan caraku sendiri." Beverly tak mungkin menghilang sekarang. Ia harus menemukan orang yang menginginkan kematian Oriel terlebih dahulu.

Samuel tak mengerti jalan pikiran Beverly, ia terlalu bodoh untuk menebak jalan mana yang akan Beverly ambil.

"Apapun jalan yang kau ambil. Aku berharap kau tak akan pernah menyesalinya, Bev."

"Aku tak akan menyesalinya, Sammy. Aku yakin akan hal itu." Beverly tak terlahir dengan penyesalan atas tindakannya. Jika ia sudah menentukan jalannya maka ia tak akan menyesali meski hasilnya mengkhianati jalan yang ia pilih.

♥♥♥♥

Beverly mengunjungi kediaman ayahnya.

"Aku akan membunuh Russel di hari ulang tahun putrinya. Tepatnya 5 hari lagi."

Seruan Beverly membuat sang ayah tersenyum. Ayah Beverly sangat tahu jika putrinya lebih mementingkan nyawa anak-anak itu daripada kisah cintanya sendiri.

"Kau melakukan pilihan yang baik, Beverly."

"Aku akan melakukan apapun yang membuat Daddy senang. Daddy sudah mengakuiku sebagai putri dan aku harus selalu membanggakan Daddy."

Mandess benar-benar senang dengan jawaban Beverly. Benar, inilah seharusnya yang terjadi.

"Duduklah, Daddy akan meminta seseorang untuk menyiapkan makanan untukmu. Kita harus makan bersama malam ini."

"Baiklah, Dad."

Gilliano Mandess keluar dari ruang kerjanya. Ini adalah kesempatan Beverly untuk melakukan sesuatu pada ponsel ayahnya. Beverly menghubungkan ponsel ayahnya dengan ponselnya, dengan begitu Beverly akan tahu siapa saja yang menghubungi ayahnya.

Beverly tak akan semanis itu pada ayahnya. Saat ini Beverly sudah lelah dengan ayahnya.

Ponsel Beverly menunjukan jika aplikasi sudah 100%, ia meletakan kembali ponsel sang ayah yang ada di tangan kirinya. Gilliano Mandess adalah orang yang sangat percaya diri, ia tidak menggunakan kamera pengintai untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam ruang kerjanya. Beverly harus mengatakan kejujuran, jika ayahnya terlalu bodoh dalam hal seperti ini. Tak ada yang bisa dipercaya di dunia ini, termasuk diri sendiri.

♥♥♥♥

Di kediaman Oriel, Beverly terus memeriksa siapa saja yang menghubungi ayahnya, dan ia dapatkan satu panggilan yang menghubungi ayahnya dalam waktu dekat ini. Beverly melacak identitas si pemilik nomor telepon. Seseorang bernama White yang menggunakan ponsel itu. Kemungkinan besar pria bernama White tersebut adalah orang yang menginginkan kematian Oriel dan juga Russel.

"Apa yang sedang kau lakukan, Bev?" Oriel mendekat ke Beverly.

Beverly mengembalikan menu ponselnya ke menu utama, "Hanya bermain game, ada apa?"

"Tidak ada. Hanya ingin melihatmu."

"Kau tidak bosan melihatku terus menerus, hm?"

Oriel memeluk Beverly, "Apa yang sedang kau katakan? Aku tidak pernah bosan melihatmu. Aku bahkan merasa aku akan mati jika tidak melihatmu."

"Waw, aku benar-benar tersanjung dengan kata-katamu. Awas saja jika kau masih hidup ketika kau tidak melihatku."

"Aku benar-benar akan mati, Bev. Tapi tunggu, hari itu tidak akan pernah terjadi karena kau akan selalu berada di sisiku."

Beverly tersenyum tipis, "Ah, kau benar. Aku akan selalu berada di sisimu. Jadi aku tidak akan punya kesempatan untuk membuktikan ucapanmu."

Oriel tertawa kecil, "Sepertinya kau ingin melihatku sekarat karena merindukanmu."

"Tidak, aku bahkan sangat berharap jika kau terus hidup dengan bahagia apapun yang terjadi." Itu doa tulus dari dalam hati Beverly.

"Kau akan melihatku bahagia selamanya. Kau adalah alasanku bahagia, Bev."

Dan aku akan merusak itu, Oriel. Aku akan membuat kau begitu membenciku. Samar, Beverly terlihat murung.

"Mulutmu benar-benar manis, Oriel." Beverly mengecup bibir Oriel, "Bagaimana dengan kegiatanmu hari ini? Berjalan lancar?"

"Hm. Revano cukup bersahabat. Ia cukup menyenangkan sebagai seorang saudara."

"Aku senang mendengarnya."Beverly tersenyum manis,

"Sekarang mandilah, aku akan menyiapkan pakaian untukmu."

"Baiklah, Sayangku." Oriel mengecup kening Beverly lalu segera melepaskan pelukannya dari Beverly.

♥♥♥♥

White Reztovkya, Beverly sedang mengamati pria yang menghubungi ayahnya.

"Revano." Beverly melihat seseorang yang ia kenal mendekat ke White. Dari jarak ini Beverly tak tahu apa yang White dan Revano katakan, akhirnya Beverly memutuskan untuk mendekat hingga ia bisa mendengarkan percakapan dua orang itu. Melakukan penyamaran sudah hal biasa bagi Beverly, dengan rambut palsu dan wajah palsu Beverly tak akan dicurigai oleh Revano.

"Gilliano Mandess menghubungiku semalam, ia memastikan jika ayah dan adikmu akan mati."

"Katakan pada Gilliano, aku akan membayarnya setelah Russel tewas. Apakah Beverly yang akan membunuh Russel?"

"Siapa lagi yang bisa membunuh Russel dan Oriel jika bukan Beverly. Wanita itu benar-benar rubah, ia bahkan bisa membunuh pria yang mencintainya."

"Hanya Oriel yang mencintai Beverly, dan aku yakin Beverly tidak mencintai Oriel. Wanita itu tidak bekerja dengan hatinya."

"Kau benar. Dia hanya melakukan apapun yang diperintahkan oleh ayahnya."

"Orang seperti itulah yang aku butuhkan untuk bekerja denganku."

Beverly sudah cukup mendengarkan pembicaraan Revano dan White, ia pura-pura menerima telepon dan segera pergi dari restoran mahal itu.

Masuk ke dalam mobilnya, Beverly melepaskan semua alat penyamarannya.

"Revano Cadeyrn, ternyata kau tak sebersahabat itu." Beverly benci sekali dengan rubah macam Revano, "Lihat dan tunggu apa yang akan aku lakukan padamu, Revano. Lihat saja."