Millenium Bar, Jakarta Selatan.
Pukul 21.47 WIB.
"Apa ini?" tanya Vian menatap bingung pada amplop merah jambu di tangannya. Pria itu lantas mengalihkan pandangannya pada si pemberi surat.
"Ck, sebenarnya aku ingin sekali memberikan surat itu pada orang yang berhak menerimanya," komentar Daniel, pria itu meraih sloki kecil berisi cairan bening kebiruan. "Tapi aku muak dengan drama ini. Karena kalau sampai aku melakukannya, drama ini akan berlangsung jadi season ke dua. Kalau karakterku berubah, sih, tidak masalah. Tapi di sini, aku tetap pemain pendukung. Bosan juga, melihat kalian semua sibuk bermain peran, sementara aku hanya melihatnya tanpa bisa ikut campur." Daniel meneguk cairan tersebut hingga tandas.
Kalimat pria itu tidak ada yang dapat dimengerti Vian. Tak satupun.