ON MY WEDDING DAY ( Di Hari Pernikahanku)
Kadita dan Harith sudah memilih souvernir gelas dengan desain nama mereka juga tanggal pernikahan mereka nantinya. Tanggal 28 April jadi tanggal pernikahan mereka. Serta memilih desain undangan kepada temannya harith untuk di cetak sebulan sebelum acaranya.
" Gak terasa ya sayang sebentar lagi menuju hari bahagia kita untuk menjadi sepasang suami istri" ujar Harith via video call.
" Iya Alhamdulillah. Kita sudah melewati berbagai rintangan dan ujian menuju pernikahan. Semoga kita tetep saling cinta,saling percaya,saling perhatian dan saling pengertian satu sama lain" ujarku.
" Iya terima kasih sudah jadi wanita terbaik buat hidupku. Terimakasih udah kasih kesempatan kedua buat aku. Makasih juga udah kembali sayang dan cinta sama aku" ujar harith.
" Berarti kita di pingit dulu ya. Kan kata ibuku kalo mau nikah jangan ketemu dulu. Biar pas nanti akad nikah aku terlihat pangling sama kamu" ujar Kadita sambil tersenyum.
" Yah,masa gak ketemu kamu sih. Berapa lama gak ketemu?!" tanya Harith.
" Ya cuman seminggu aja deh sampai menjelang hari H" ujar Kadita mengakhiri percakapan telepon Nya.
Dan setelah temu kangen dengan harith via video call. Kaditapun langsung beristirahat untuk besok mengantarkan undangan ke sahabat,teman dan kerabat terdekat. Sepulang kerja Kadita meluangkan waktu untuk mengantarkan undangan ke rumah citra dan Rudi.
" Assalamualaikum" ujar Kadita saat hendak memasuki rumahnya citra.
" Waalaikum salam,beb" ujar Citra sambil cipika-cipiki.
" Apa kabarnya nih Mahmud?!" tanya Kadita sambil membawa kue untuk anaknya Citra.
" Alhamdulillah baik,ante Kadita. Wah kesini mau ngasih undangan ya" ujar Citra bahagia.
" Iya. aku kesini mampir mau maen sekalian mau ngasih undangan. Kan udah lama aku gak temu kangen" ujar Kadita.
" Alhamdulillah akhirnya bakalan sold out juga nih sahabatku sama Harith. Akhirnya kalian bakalan bersatu lagi dengan status menikah juga jadi sepasang suami istri" ujar Citra sambil membawa teh manis hangat.
" Rudi belum pulang kerja?!" tanya Kadita.
" Lagi dinas ke luar kota daerah Papua. Paling besok udah balik lagi ke Jakarta" ujar Citra.
" Owh begitu. Datang ya ke acara pengajian aku juga".
"Iya aku pasti datang ke acara pengajian. Lagian repot-repot banget ke rumah. Kan bisa via WhatsApp"ujar Citra.
Dan kami mengobrol hingga larut malam. Akhirnya Kaditapun pulang dengan di antarkan oleh supir pribadi. Dan sampai rumah langsung beristirahat. Sehari sebelum menjelang hari pernikahan. Kadita mengadakan acara pengajian yang di hadiri ibu-ibu tetangga rumah. Acara berlangsung khidmat dan penuh haru juga air mata pada Kadita dan ibunya. Karena saat pengajian tak ada lagi ayah yang mendampingi nya sampai ke pelaminan. Dan setelah acara pengajian. Malam harinya mas Ferdi memberanikan diri untuk datang ke rumah Kadita.
" Jujur aku merasa hancur dan patah hati saat kamu datang kasih undangan ke rumah" ujar mas Ferdi sedih.
" Kenapa bisa begitu mas?!" tanya Kadita kebingungan.
"Aku masih ada perasaan untuk kamu sampai sekarang. Aku masih sayang dan cinta sama kamu. " ujar mas Ferdi berkata jujur.
" Please,mas. Jangan ucapkan itu lagi. Ikhlaskan aku mas. Seperti aku dulu mengikhlaskan kamu menikah dengan Selena" ujar Kadita.
" Aku enggak bahagia menikah dengan Selena. Aku ingin berpisah dengan Selena. Dia berbeda jauh dengan kamu. Sekarang aku sadar cuman kamu wanita yang paling mengerti diriku"ujar mas Ferdi.
" Tolong hentikan!! Aku gak mau dengar kata-kata itu lagi dari mulut kamu mas. Kan ujar Kadita sedih.
" Sebelum ijab kabul besok hari. Masih ada kesempatan aku buat merebut kamu dari harith" ujar mas Ferdi kepedean.
" Jangan gila kamu mas!! Aku sudah mau nikah. Jangan suruh aku meninggalkan mas Harith!!" ujar Kadita kesal.
" Kembali lah ke pelukan aku. Jangan menikah besok. Kita bisa membangun rumah tangga impian kita bersama" ujar mas ferdi menarik tangan kadita.
" Lepaskan mas!! Aku bukan untukmu!! Dan kamu bukan jodohku!!" ujar Kadita sambil mencoba melepaskan tangannya.
" Ayo!! Kasih aku kesempatan lagi buat memperbaiki hubungan kita!!" ujar mas Ferdi kesal.
" Maaf aku enggak bisa. Aku sudah menutup dan mengunci hatiku buat yang lain" ucap Kadita tegas.
Setelah obrolan panjang dan penuh perdebatan. Akhirnya mas Ferdi pulang dengan hati yang kecewa dan marah pada Kadita karena tak di berikan kesempatan untuk kembali lagi. Dan Kaditapun masuk ke rumah nya.
" Tadi siapa nduk?! Kok enggak di suruh masuk?!" tanya ibunya Kadita.
" Owh tadi atasan aku dulu di kantor. Cuma ngobrol sebentar doang kok" ujar Kadita sambil nonton TV.
"Owh Begitu ya. Waktu cepet juga ya. Gak teras besok kamu udah mau menikah dengan harith" ujar ibunya Kadita.
" Iya Bu. Perasaan baru kemarin tunangan, nyari undangan, souvernir,pesan makanan catering,foto prewedding. Dan sekarang pengajian. Eh besok udah bakalan nikah" ujar Kadita bahagia.
" Semoga bahagia terus. Cepat hamil biar punya anak yang Soleh dan Soleha. Biar ibu aja yg ngerawat. Agar ibu enggak kesepian" ujar ibunya Kadita.
"Ah ibu. Bikin aku jadi mewek." ujar Kadita sambil memeluk ibunya.
" Ibu doakan semoga rumah tangga kamu jadi keluarga sakinah, mawadah dan warahmah. Langgeng sampai maut memisahkan" ujar ibu kadita tersenyum.
" Aaamiin.. makasih banget ibu atas doanya buat aku" ujar Kadita mencium pipi ibunya.
Dan setelah bercengkrama dengan ibunya. Akhirnya Kaditapun pamit ke kamarnya untuk beristirahat Agar besok akad tidak kesiangan bangunnya. Saat memasuki ruang kamarnya. Terdengar berdering bunyi handphone nya. Ternyata panggilan telpon dari Harith.
" Assalamualaikum sayang!!" sapa Harith.
" Waalaikum salam juga mas!!'' jawab Kadita.
" Lagi apa Nih jam segini?!" tanya harith.
" Aku baru aja selesai acara pengajian di rumah" ujar kadita sambil rebahan.
" Sama dong aku juga abis selesai acara pengajian juga di rumah"ujar Harith.
" Mas udah makan belum?!" tanya Kadita.
" Alhamdulillah udah dong sayang. Kamu sendiri gimana?! Udah makan belom?! Jangan sampai enggak makan ya!!" ujar Harith perhatian.
" Alhamdulillah udah makan juga mas. Gimana udah hafal buat bacaan ijab kabul kan?! tanya Kadita meledek.
" Alhamdulillah udah. Cuma masih stress dan deg-degan untuk hari esok" ujar Harith.
" semangat sayang!! Jangan nervous ya. Aku support kamu" ucap Kadita memberikan semangat.
" Makasih sayang atas support nya. Ah jadi pengen peluk!! Sayang kamu jauh sih" ujar Harith bersedih.
" Kan besok kita ketemu di pelaminan" ujar Kadita.
" Di pingit selama seminggu serasa sebulan. Aku enggak boleh kemana-mana sama ayah dan bundaku. Udah gitu biasa tiap weekend ke rumah kamu. Kemarin seharian di rumah aja" ujar harith.
" Cup.. cup .. cup..sabar sayang. Mulai besok kan kita udah enggak di pingit lagi. Besok udah jadi suami istri" ujar kadita meledek.