ON MY WEDDING DAY ( Di Hari Pernikahanku)
Setelah terjadi keributan di rumah Selena. Mas Ferdi dan Harith pun menghubungi kadita terus setiap hari untuk meminta maaf. Namun nampaknya tak di gubris oleh kadita. Sampai di hari Minggu sore Harith pun memberanikan diri untuk menemui Kadita.
" Assalamualaikum,sore Bu!! Kadita nya ada?!" sapa Harith dengan ramahnya.
" Waalaikum salam. Iya sore juga mas Harith. Kadita sedang tidur di kamarnya. Ada perlu apa ya?!" tanya ibunya Kadita.
" Ibu apa kabar?! Maaf saya ganggu. Saya mau bertemu dengan Kadita. Ada yang mau saya bicarakan dengan dia".
" Alhamdulillah baik. Kabarnya mas Harith dan keluarga gimana?!"
" Alhamdulillah baik semua Bu. Saya boleh bertemu dan berbicara dengan Kadita di kamarnya?!" tanya Harith.
" Maaf ini sebelum nya mas Harith. Ibu sebenarnya enggak mau ikut campur masalah kalian. Tapi ibu rasa kamu sudah tidak punya hak atas Kadita lagi. Karena kalian sudah tak ada hubungan apa-apa".
" Iya saya tahu saya salah. Saya mau minta maaf sama dia dan menjelaskan niat saya kesini".
" Tapi maaf mas Harith. Saya tidak mengijinkan kamu untuk bertemu lagi dengan Kadita. Saya gak mau Kadita sakit hati lagi dan terluka sama kamu. Buktinya kamu aja bukan laki-laki gentleman. Kalo memang kamu laki-laki gentleman seharusnya kamu kesini menjelaskan semua pada ibu".
" Maafkan saya Bu. Saya terlalu pengecut dan pecundang akan masalah yang saya dan Kadita hadapi Waktu itu. Saya tak bisa mengendalikan emosi saya ketimbang logika saya".
" Tapi maaf dengan sangat mas Harith bisa pulang. Jangan temui Kadita lagi mas. Saya mohon mas harith jangan ganggu Kadita lagi. Biarkan Kadita sendiri".
" Tapi Bu. Ada yang perlu saya jelaskan" ujar Harith yang telah di usir oleh ibu kadita.
Harithpun masih menunggu Kadita di depan rumahnya. Lalu hujan deras,petir dan angin menemani Harith di depan gerbang rumah Kadita. Berkali-kali Harith menelpon tak di angkat. Hingga larut malam Kadita membuka hapenya dan melihat banyak panggilan tak terjawab dari harith. Harith tak pantang menyerah masih terus menelpon Kadita. Hingga akhirnya Kadita menjawab telepon nya.
" Apakah kamu tahu apa yang telah aku lakukan hari ini di depan rumah kamu?!" ujar Harith.
" Aku tak mau tahu" jawab Kadita.
"Aku bahkan tak bisa tidur beberapa hari ini dan bahkan tak bisa menelan apapun karena memikirkan kamu".
" Aku tak perduli"
"Apa kamu tahu?! Bahwa aku semakin hancur saat aku melihatmu".
" Kenapa aku harus perduli dengan kamu?! Itu bukan urusan aku lagi".
" Aku merasa seperti sekarat. Meskipun tak ada cara agar kau datang padaku lagi".
" Mengapa begitu sulit bagi dirimu untuk melihat aku berusaha melupakan kamu?!"
" Maafkan aku atas segala ucapan dan perbuatan aku di waktu lalu yang telah membuat kamu terluka dan sakit hati".
" Akupun terkejut mengetahui selama ini betapa aku sangat terluka karena dirimu".
" Aku tahu. Kamu sudah memberi jawaban. Dan aku tahu arti jawaban yang pendek itu. Tapi aku berpura-pura tak tahu dan bertahan di sini di depan rumah kamu. Agar kamu bisa memaafkan aku dan memberikan aku kesempatan lagi".
" Hariku yang dulu adalah sebuah perjuangan. Bahkan dulu impian dan mimpiku kini terasa menyakitkan. Jika ini adalah dirimu?! Bagaimana bisa kamu melalui seperti aku?!"
"Aku tahu bahwa dirimu masih ada perasaan untuk diriku. Namun itu semua tertutup dengan rasa luka dan sakit hati yang terdalam dalam dirimu".
" Andai hari-hari yang gila yang dulu aku lalui itu menjadi milikmu. Akankah kamu juga merasakan hancur seperti yang aku alami?!
" Maafkan aku!! Tolong beri aku kesempatan lagi!! Aku takkan mengulang lagi semua kesalahanku padamu".
" Apakah kamu tahu semua rasa sakitku telah memenuhi dalam diriku. Sampai hatiku rasanya akan meledak!!"
" Apa kamu tahu betapa kini aku sangat menginginkan kamu?! Dan aku tak bisa berpikir bahwa aku bisa melepaskan kamu dari hidupku.
" Dan apa kamu tahu?! Aku sampai sekarang masih merasa takut pada semua orang di sekeliling ku. Dan mereka mengatakan bahwa aku akan bahagia saat jatuh cinta".
" Siapa yang Pernah mengatakan hal itu?!"
" Dulu aku berpikir cinta kita sejati karena aku hanya tahu sebuah cinta hanya padamu. Cinta yang membuatku hanya bisa menatapmu dan tak bisa berpaling ke yang lain. Dan kini aku sadar semua palsu karena kamu telah menemukan cinta yang lain dan menggeser aku di dalam hati kamu".
" Maafkan aku atas semua dosa yang telah aku lakukan. Aku berjanji tak akan meninggalkan kamu lagi. Akan tetap berada disisi kamu selamanya. Akan selalu percaya ucapan kamu".
" Tapi semua sudah terlambat buat kamu untuk kembali dan mengisi hatiku lagi. Karena kini aku telah menutup rapat-rapat hati ku untuk kamu maupun orang lain. Aku hanya ingin hatiku biar aku yang miliki saja"
" Aku akan tetap Disini dan tak akan pulang sebelum kamu datang kepada aku dan memaafkan aku lagi" ujar Harith menutup percakapan telepon.
Dan Kadita tak menggubris perkataan Harith. Dan melanjutkan untuk tidur kembali. Sedangkan Harith merasa sangat kedinginan karena pakaian nya telah basah terguyur hujan semalaman. Dan harith terus menunggu hingga hujan reda di pagi hari. Dan pada pagi harinya harithpun pingsan dan tak sadarkan diri karena kehujanan. Kadita dan Ibunya Kadita mengganti pakaian harith dengan piyama dan membawanya ke kamarnya.
" Tolong kamu ambilkan selimut serta kaos kaki Agara badannya hangat" ujar ibunya Kadita.
" Baik Bu" ujar Kadita bergegas mengambil selimut dan kaos kaki di dalam kamarnya.
Lalu ibunya Kadita menyelimuti tubuhnya harith dengan selimut tebal dan memakai kan kakinya dengan kaos kaki agar hangat. Sedangkan Kadita membuatkan bubur ayam dan SOP ayam buat harith bila nanti sadarkan diri. Dan larut malam harinya harithpun sadarkan diri. Dan Kaditapun tak sengaja tertidur sambil menemani Harith sadar.
" Kamu sudah sadar?! tanya Kadita kaget.
" Terimakasih sudah mau menolong aku" ujar Harith.
" Setelah membaik kamu harus pulang" ujar Kadita ketus.
Sedangkan ibunya Kadita sudah terlelap tidur di kamarnya. Kadita masih merawat Harith. Dan membawakan semangkuk bubur ayam dan teh manis hangat untuknya. Dan Kaditapun menyuapi harith yang masih terbaring lemas di tempat tidur.
" Kalo kamu semalam pulang. Enggak akan seperti ini" ujar kadita.
" Kalo aku pulang. Aku gak akan dapat perhatian seperti ini".
" Dan jangan datang ke rumah aku lagi. Pintu rumahku telah tertutup untuk kamu".
" Aku akan berusaha apapun agar kamu bisa membuka kan pintu rumahmu untukku lagi. Dan menyambut hangat diriku lagi".
" Jangan terlalu berharap. Nanti kamu akan sakit hati".
" Biar saja aku sakit hati. Selama aku berjuang untuk memilikimu lagi".
" Jangan terlalu berhalu. Nanti kamu jadi orang yang enggak waras".
" Biarkan aku tetap enggak waras. Biar tetap selalu mencintaimu selamanya".
Setelah menyuapi makanan dan memberikan obat untuk Harith. Kaditapun meninggalkan Harith untuk beristirahat kembali. Juga Kadita ke kamarnya untuk beristirahat.