Hati Indy sedang menjerit-jerit. Jika ia tidak saling memegangi tangannya dengan erat-erat di pangkuannya, gemetarannya pasti kelihatan! Ia berbicara! Lancar lagi! Tidak mengeluarkan erangan, suku-suku kata terputus, gumaman, atau racauan! Ia bisa berbicara di depan Kristanus Gerald Yung! Oh, betapa bahagianya dia! Jantungnya berdebar begitu keras hingga ia takut sendiri kalau sampai kedengaran oleh Kris.
Aduuuh!! Ia hanya dua puluh senti dekatnya dengan pria dambaannya ini! Yang dulu cuma bisa dilihatnya di teve dan majalah! Ia punya semua posternya! Ia hafal semua isi album dan DVD sinetronnya!
Hatinya semakin bernyanyi riang—sampai enam oktaf kira-kira—saat ia melihat Kris pun bersikap sangat gentleman. Bintang itu menanggapi segala omongan kacaunya dan ramah sekali. Mata birunya sopan sekali menatapnya. Apalagi senyumnya! Oh, Tuhan! Indy rasanya ingin terbang....
* * * *
Seakan hari itu tak berakhir dengan kejutan buat Indy dan Ifa.
"Oh ya…, hari Sabtu ini, gimana kalau kita semua nonton Kobatama di Jakarta? Gua kebetulan punya empat tiket dikasih sodara, tapi gua kaga punya temen nonton." Kris menawarkan dengan spontan.
Ifa pun bereaksi spontan, "Bukannya elu biasanya sibuk?"
Indy menatap garang kepada Ifa! Yang ditatap malah bengong saja karena tidak nyambung. Adegan tatapan ini ibarat anak kecil dengan seekor singa garang yang mengaum ganas dari jarak super dekat!
Kris menjawab, "Gua lagi liburan. Lagian, kalau ada hubungan sama yang namanya basket, kontrak macam apa pun harus nungguin gua."
Ia tertawa sejenak, "Jadi…? Mau ikut? Habis nonton kita bisa maen sampe malam."
Ifa ingin menampik, tetapi Indy sudah menginjak kaki Ifa begitu kerasnya! Sejenak mereka bertatapan lagi, dan Ifa melihat lagi sinar mata penuh permohonan pilu nan ganas di mata Indy….
Kris menunggu jawaban dengan sabar.
"Ba-baiklah. Kita ikut." Ifa menjawab buru-buru, takut diinjak Indy lagi.
"Aku nggak ikut, deh. Ada urusan, Kris. Maaf." Derry berkata.
Jelas Indy tidak peduli apakah Derry ingin ikut atau tidak! Itu amat sangat tidak penting dibandingkan perasaan Indy yang tengah berbunga-bunga!
Ia akan pergi jalan bareng Kris, Sabtu ini! Yeeeeeessss!!
Kris tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya. Ia bertanya dengan polos, "Err…, Ifa…, Indy…, sorry nanya, tapi kalian berdua pacaran ya?"
"Ehh…?!!" Mereka berdua berteriak kaget.
Derry cekakakan tanpa bayangan.
"Ke-kenapa lu bilang 'gitu?" Ifa bertanya.
"Enggak! Kita cuman temen kok!" Indy menyangkal sambil menusuk hati Ifa yang sudah terluka tanpa ia sadari.
"Oh…, habis dari tadi kalian injek-injekan sama tatap-tatapan gitu. Gua kira ada apa.... Hahahaha!" Kris tertawa dengan polosnya.
Wajah Indy memerah sedangkan Ifa tersenyum kecut.
Saat acara hari itu berakhir, Ifa cs, beserta Indy mengantar kepergian Kris dan teman-temannya sampai di depan gerbang sekolah.
"Pertandingan yang bagus hari ini. Sayang..., gue kaga bisa tanding lagi sama lu sampe semester depan," Ifa berkata dengan kekecewaan yang tulus.
Mendadak ekspresi wajah Kris berubah misterius.
"Jangan salah. Mungkin kita akan ketemu lagi di pertandingan.... Lebih cepat dari yang elo harapkan."
Lalu ia melambai dan pergi di bawah sorotan kamera dan cahaya emas sang surya menjelang terbenam.
Saat Ifa berjalan balik ke sekolah,—ingin mengambil sesuatu di lokernya lalu siap-siap pulang—ia masih dalam keadaan tidak percaya dan setengah mimpi akan hari yang penuh shock ini.
Mendadak Pak Lintar menepuk bahunya dari belakang. Matanya pelatih itu bersinar–sinar, "Aku punya berita bagus, Nak...."
Jantung Ifa seakan berhenti sejenak mendengarkan berita itu.
Hari ini gila betul!
Terlipat tapi tidak berpola, tertekuk tapi tak bersegi, melengkung tapi tak bersudut. Apakah itu gerangan?.
—Fortune Cookies, 14 Februari 2004
Ifa sangat terkejut ketika mendengar berita itu dari Pak Lintar!
Isi beritanya adalah berikut: Dalam waktu tiga minggu lagi, akan diadakan turnamen basket SMU se-Pakar Kencana dan Jakarta. Semua sekolah baik yang ikut kejuaraan daerah maupun yang telah kalah boleh berpartisipasi!
Turnamen yang diberi nama "Turnamen Bunga Krisan" ini memiliki tiga kejutan sangat besar! Pertama, jadwalnya tepat bertabrakan dengan kejuaraan daerah yang menjadi kunci ke kejuaraan nasional basket se-SMU! Kedua, meski lingkupnya hanya mencakup DKI Jakarta, ternyata hadiah yang ditawarkan sangat fantastis, menggeparkan dunia basket Indonesia! Seratus juta rupiah untuk juara I, lima puluh juta untuk juara II, dan dua puluh lima juta rupiah untuk juara III! Lalu, yang lebih menggiurkan lagi, tim yang menjadi juara I akan dikirim dalam tur khusus Perbasi ke Amerika bersama Tim Nasional U-23!
Lalu kejutan ketiga—tentunya tidak kalah heboh—adalah beredarnya isu bahwa semua pelatih dan official basket SMU di Jakarta dan Pakar Kencana yang bertabrakan jadwalnya dengan kejuaraan daerah telah saling bertemu secara rahasia, dan sepakat akan melakukan WO bersama demi bisa ikut di Turnamen luar biasa ini!!
"Bagaimana mungkin???!! S-siapa orang goblok yang ngadain ini? Kok, berani gitu buang duit segede ini cuma buat event SMU!!?" Ifa bertanya tidak percaya.
Pak Lintar meneriakinya, "Siapa peduli siapa goblok siapa pintar!! Yang jelas ini kesempatan kita! Kita bisa ikut kejuaraan lagi semester ini!! Kita akan memenangkan piala ini! Ifa! Mulai besok semua tim kumpul dan latihan tiap hari!! Biar kau yakin, nih, bawa pulang!"