"Yakin gak pulang bareng?" tanya Rega untuk yang ntah keberapa kalinya dia bertanya hal ini.
Karena capek meresponnya, aku pun menggeleng. "Gak gua ada urusan. Semuanya karena lo. Kalo lo gak nelpon panik gitu, gua bakal pulang bareng lo bego!" jelasku memarahinya.
"Maaf gua kan gak tau. Ternyata Bunda Venya cuma melahirkan biasa. Soalnya pas dia nelpon gua, dia teriak teriak gitu," ungkap Rega menyesal, lagi dan lagi, berbeda dengan malam itu, hari ini dia telah mengakui perbuatannya.
Aku mendengus. "Yaudah lah ya. Gua nyusul aja nanti pakai jet pribadi gue," terangku dengan santai.
"Yaudah deh. Tapi yakin nih?"
Aku memutar bola mataku. "Buruan sana. Gua males ngedengerin cerocos lo yang itu itu aja!" sungutku sambil mendorongnya.
Aku langsung beralih ke Oma dan Opa. "Hati-hati ya Oma Opa!!!" aku langsung merentangkan tanganku dan memeluk keduanya sekaligus.
"Iya princess. Kamu gak akan kabur kan?" tanya Opa.