Aku melirik – lirik Ghara ditengah perkumpulan ini. Saat yang lain sedang sibuk sendiri, aku pun menghampiri Ghara dan berbisik kepadanya. "Ghar, ikut gua. Ada yang mau gua omongin!" aku berjalan lebih dulu, ia berjalan di belakangku, setelah kami cukup jauh dari rombongan, aku berdiri menatapnya.
"Kenapa Dis?" tanya Ghara lembut, tak ada wajah marah, taka da perlakuan kasar yang ia berikan seperti tadi. Ia mentapku sendu, bahkan bisa aku bilang penuh cinta? Ini gila, benar – benar gila.
Walau pun begitu aku tetap pada pendirianku, aku mencoba menarik nafasku perlahan sebelum mengatakannya dengan lantang. "Gua mau kita putus aja Ghar!" ucapku tegas, pada akhirnya keluarlah kata – kata yang aku inginkan waktu itu.
"Putus?" ulang Ghara seolah tak percaya dengan apa yang ia dengarkan, aku tak menjawab, alih – alih aku ingin melihat reaksi yang ia berikan.