"Halo?" aku mengangkat ponselku yang sedari tadi terus berdering, aku melirik Raza yang menatapku dengan penasaran.
"Lo dimana?" tanya si penelpon.
"Gua lagi di pesantren bareng Raza Key, kenapa?" tanyaku balik, ia adalah Keyna.
"Yah … anak – anak pada ribut nih ngajakin lo jalan," beri tahunya.
"Hmm … gua gak bisa nih Key maaf ya, kalian aja. Lain kali aja gimana?" tolakku karena aku tak enak pada Raza harus menerima ajakkan Keyna yang tak terlalu penting.
"Yaudah deh. Have fun ya beb. Bye …"
"Bye …."
"Siapa? Keyna?" tanya Raza memperjelas rasa penasarannya.
"Iya Keyna," jawabku singkat.
Raza mengangguk - anggukan kepalanya, ia tak bertanya lebih lanjut dan aku pun tak menjelaskan alasan Keyna menelpon kepadanya.
"Assalamualaikum … Kak Raza." Tiba – tiba dua orang santri datang menyapa Raza, gadis itu terlihat cantik alami, ia juga tersenyum malu – malu dengan berusaha sesekali memandangi Raza tak berani.