"Disya, gua khawatir sama lo kalau lo bolos. Gua takut lo kenapa-kenapa," ucap Raza saat aku hendak berjalan masuk ke dalam rumah.
"Maaf Za gua janji gak akan bolos lagi," janjiku menatapnya.
Raza menggeleng. "Jangan janji kalau gak bisa nepatin."
Aku menatapnya dengan bingung. Sebenarnya dia ini maunya apa?
"Gua akan berusaha gak akan buat lo khawatir," ucapku. Walau pun terkadang aku gila, namun aku orang yang sangat amat tau diri. Aku benar – benar tak ingin membuat Raza khawatir, lebih tepatnya aku tak ingin menjadi beban untuknya.
Raza tersenyum, aku terpaku melihatnya tersenyum, aku pikir tipe idealku selama ini hanya bule. Tapi setelah dilihat – lihat kenapa dia bisa jadi ganteng?
Stupid! Aku mikir apa?!
"Helawww Disyaaaa?" Raza melambai-lambaikan tangannya tepat di depan wajahku.
"Haa iya? Kenapa?" tanyaku balik seperti orang ling – lung.