"Ecie …," pekik Keyna menggunakn mic yang dipegangnya, refleks tubuhku langsung berdiri dengan benar dan menjaga jarak dari Ghara yang membantuku untuk tidak terjatuh.
"Maaf," ucapku sembari menyengir kikuk.
"Ha iya gak apa – apa." Ia menggaruk tengkuknya dan terlihat salah tingkah.
Dengan mencoba bersikap acuh, aku mengedikkan bahu dan kembali masuk ke dalam room karaoke meninggalkan Ghara yang masih berdiri mematung di sana.
Aku mengambil tasku dan berkata kepada Keyna, "Pulang yuk?" ajakku.
"Kita makan aja dulu," ajak Keyna yang belum ingin pulang.
Aku menggeleng. "Gua mau pulang gua gak enak sama Raza," ucapku jujur.
"Gak usah enakan elah. Raza juga," ucap Arga santai.
Aku mengacuhkan mereka dan berjalan menuju pintu room. "Gua pulang duluan yaaa?" ucapku memutuskan untuk pulang sendiri.
"Disya, biar gua antar!" ucap Ghara saat aku melewatinya.
Aku menggeleng. "Gak usah. Gua gak suka ngerepotin orang," ucapku jujur.