Dirga pov
"Dirga?"
"Sayang?"
"Asha?"
"Nuna?"
"Zahra … Venya?"
"Dirga jangan bercanda!"
"Dirga aku takut beneran. Dirga kamu taukan aku gak suka gelap. Dirga kenapa gelap? Dirga?"
"DIRGAAAA! ZAHRAAAAA! ASHAAAAAA! VENYAAAAA! NUNAAAA! Please gua takut. Please idupin lampunya. Terserah kalian mau bully gua gimana pun terserah. Please jangan gini. Gua takut!"
"Hikss hikss gua takuuut!"
"Gua takuutttt hikss hikss hiks!"
"Kalian kemana? Gua takutt hikss," aku menangis ketakutan pada akhirnya.
"Dirgaa aku takut Dirga … Dirga kamu dimana?" Terdengar suara Resya begitu menyedihkan. Apa aku sudah salah? Namun aku mencoba berpikir positif bisa saja ini reaksi wajar.
Aku dan yang lainnya pun langsung pada ketugas masing – masing.
"SURPRISEEEEEEE!!!" kami berteriak saat lampu dinyalakan dan bunyi trompet pun mengisi ruang café.