Yuna pov
"ASSALAMUALAIKUM," teriakku dan Dirga ikut mengucapkan salam dengan lembut berbeda sekali denganku yang ngegas. Kami berbarengan memasuki rumah orangtuaku yang dibeli mereka di Jakarta.
"Walaikumsalam," terdengar suara Zahra menjawab salamku. Aku tak melihatnya, ia masih berada di dalam yang aku yakini dia berada di dapur menurut instingku. Beberapa hari yang lalu Zahra membawa sebuah kabar baik. Ia dipindah tugaskan ke Jakarta, mungkin baik menurutku sedangkan dia merasa sedih, karena sebenarnya dia bilang dia ingin bekerja untuk warga Jambi dan mengabdi untuk warga Jambi yang telah menjadi tempat kami dilahirkan dan tumbuh seperti sekarang.
Karena ingin menemui Zahra aku melangkah lebih cepat lalu berubah berlari kecil mencari keberadaan Zahra. Dirga yang tadinya berjalan di sampingku protes. "YANG KOK AKU DITINGGAL?" ia berteriak ngambek, terdengar dari nada suaranya.