Aku menancapkan garpu ke Ayam Gulai Kampung kesukaanku, air liurku rasanya seperti akan menetes sangking sudah lamanya aku tidak memakan makanan kesukaanku itu. Ini kesempatan emas, walau kami sedang berada di London tidak menutup kemungkinan untuk makan – makanan Indonesia di sini. Apalagi di rumah Dirga serba lengkap, orang kaya memang beda.
Tiba – tiba Dirga menahan tanganku yang hendak memindahkan ayam itu ke piringku. "No Resya, itu santan gak baik untuk kamu yang katanya mau diet," ingatnya dengan sangat perduli sangking perdulinya gak ngasih aku sedikit pun kelonggaran untuk makan – makanan yang aku mau.
"Sedikit saja," mohonku mencoba membujuknya, walau aku tau Dirga adalah orang yang konsisten. Ini salahku sendiri yang minta dia untuk ingatin aku jaga pola makanan alias diet, karena selama ini pola makanku sangat tidak sehat dan makan yang aku makan sungguh tidak sehat. Salah aku, salah minta larang sama laki – laki sekonsisten dia.
"No Resya!"