"Dirga aku mau itu!" aku melihat eskrim dengan waffle yang diberikan berbagai toping begitu menggugah seleraku. Dari kejauhan aku sudah menelan air ludahku. Aku paling lemah jika diberikan oleh eskrim.
"Gak boleh! Nanti kamu gendut!" larang Dirga membuatku terdiam kesal.
Apa – apaan ini?
"Dirga …," rengekku mencoba merayunya.
"No no no!" ucap Dirga serius.
"Yaudah aku beli sendiri!" putusku tanpa pikir panjang dan hendak berjalan menuju tempat street food tersebut, namun dengan cepat Dirga menarikku, menahanku untuk tidak melangkah ke sana.
"Gak boleh!" Dirga mengarahkanku ke arah lain dengan tenaganya yang sulit aku kalahkan.
Menyebalkan.
"Kenapa muka lu?" tanya Seyna yang menghampiriku.
Aku hanya diam mengacuhkannya dan berjalan menghentakkan kakiku kesal menuju mobil Dirga.
"Kenapa Bang?" kudengar Seyna bertanya.
"Kepo banget lu," jawab Dirga yang masih kudenga lali ia berjalan menghampiri dimana aku berdiri.