"Resya?" panggil Dirga yang terdengar begitu lembut, sangat lembut. Bahkan aku tak pernah dipanggil selembut ini oleh siapapun.
Aku masih berdiam, mencoba untuk tenang, namun jantungku berpacu sangat cepat. Aku gugup.
"Saat kamu bilang aku harus lupain kamu. Saat itu juga aku merasakan kehancuran. Semakin aku mencoba untuk melupakanmu semakin aku mencintaimu. Sebelum bertemu denganmu lagi. Aku berjanji aku akan memperjuangkanmu. Maaf jika aku hampir saja tidak menepati janji itu. Aku sangat berterima kasih kepada cinta, cintaku padamulah yang membuat aku bertahan sampai saat ini memperjuangkanmu. Kamu boleh membuang masalalu mu tapi aku ingin kamu mau menjalani masa depan denganku."
"Risya maukah kamu menjalani masa depan bersamaku? Berada di sampingku dalam keadaan suka duka yang nantinya akan kita lalu di masa yang akan datang?