"Kak Yuna, Kak Yuna? Kak Yuna?" terdengar suara lembut membangunkanku dari tidur. Aku mengerang pelan karena tidur nyenyakku telah diganggu. "Kak Yuna?"
"Paan sih? Aku ngantuk Til!" ujarku dengan nada yang sedikit kesal. Tila sepertinya tak ingin membiarkanku kembali tidur, bergelung dengan selimut, ia kembali mencoba mengusikku dengan menarik kakiku.
"Aduduh … Tila apa apaan sih?" kantukku berganti dengan rasa marah. Aku langsung terduduk memasang wajah masam.
"Jangan bilang kakak lupa kalo. Bang Endi mau nikah?" tanya Tila. Aku menatapnya, ia terlihat mengenakan kebaya. Seketika aku menyadari, kesalahan apa yang sedang aku perbuat.
"Masya Allah aku lupa Til. Sekarang jam berapa?"
"Baru jam 5 sih. Tapikan kita harus udah disana sebelum jam 7," ujar Tila.
"Yaudah! Kamu sana deh! Kakak mau mandi," usirku sembari mendorongnya keluar dari kamar saat hendak berjalan ke kamar mandi.