"Kamu dimana?" tanya Yuna saat matanya berusaha mencari seseorang yang ia telfon tersebut.
"Lagi nunggu bagasi kak. Sabar ya, Kak?" ucap gadis di sebrang sana.
"Okay, Kakak tunggu." Yuna mencari tempat duduk terdekat, tempat yang pandangannya masih bisa menjangkau pintu kedatangan, agar ia tak kehilangan seseorang yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu. Walau pun sebenarnya, menunggu adalah hal yang paling tidak disukainya tapi ntah kenapa takdir selalu membuatnya menunggu, hal yang sering ditemuinya.
Tiga puluh menit berlalu, terdengar suara teriakan memanggilnya yang sedang mengisi waktu dengan membaca email-email masuk yang dikirimkan asistennya. "KAK YUNA?!" beberapa orang memandangi mereka. Yuna langsung berdiri semangat, ia pun berjalan menghampiri gadis itu yang juga sedang berlari sambil mengeret kopernya menuju tempat Yuna.