Asisten Steve sudah tahu apa konsekuensinya, jika gagal dalam misi ini. Steve tahu, sang presdir tidak pernah bermain-main dengan kata-katanya.
Setelah selesai membahas rencana soal Jonatan dengan matang, Yohan dan asisten steve bekerja seperti biasanya.
Baru saja asisten steve keluar dari ruangan sang presdir. Ruangan yohan sudah diketuk kembali oleh asisten tampan ini yang terlihat terburu-buru masuk, meskipun sang presdir belum mersilahkannya.
"Steve, ada apa? Mengapa kau terlihat gugup dan terburu-buru seperti dikejar setan saja." Kata yohan sambil memandang heran kearah asisten pribadinya yang biasanya terlihat tenang dan berwibawa. Sekarang seperti orang yang gugup dan bingung.
" Presdir, di luar ada direktur Tang yang sedang marah-marah dan menuju ruangan ini bersama putrinya." Kata asisten Steve melaporkan. Bagaimanapun asisten steve harus ada di ruangan itu untuk membantu sang presdir, jika sewaktu-waktu di butuhkan.