Chereads / Pewaris Dewa Jahat / Chapter 3 - Kehilangan Kontrol

Chapter 3 - Kehilangan Kontrol

Saat ini, ia mengenakan jubah pengantin merah, dalam sebuah ruangan yang penuh dengan tulisan pada kain merah berbunyi "Kebahagian Melimpah". Tadi malam, Kakeknya Xiao Lie dan Bibinya Xiao Lingxi bekerja mengatur ruangan ini. Ruang tidurnya telah berubah menjadi ruang pengantin.

Tiba-tiba, pintu terbuka dan sosok kecil masuk ke dalam. Xiao Che langsung berdiri dan tersenyum : "Bibi, apakah Kakek sudah kembali?"

Xiao Lingxi adalah anak perempuan dari Xiao Lie yang lahir ketika dia setengah baya. Meskipun dia merupakan Bibi dari Xiao Che, dia baru berumur 15 tahun, lebih muda satu tahun dari Xiao Che. Walaupun masih sangat muda tapi kecantikannya sangat mempesona. Dia berada pada level keenam di tingkat dasar tenaga sakti. Walaupun tidak bisa dibandingkan dengan Xia Qingyue tetapi capaiannya cukup baik, dia termasuk salah satu aset berharga dari Klan Xiao dan sangat dihormati.

"Ooh, anak Che, kamu akhirnya terbangun."

Suara lembut memasuki ruangan dimana Xiao Lie masuk. Melihat Xiao Che bangun dan kulitnya terlihat normal, Xiao Lie tampak senang. Di belakangnya mengikuti pengurus rumah tangga Xiao Hong dan Tabib nomor satu Kota Awan Apung Tabis Seto.

"Sungguh sangat baik kamu telah sadar dan terlihat tidak sakit lagi, biar Tabib Seto memeriksa kamu sekali lagi. Hari ini adalah hari pernikahanmu, tidak boleh ada sesuatu yang keliru terjadi. Tabib Seto, Silahkan." Xiao Lie kemudian melangkah kesamping memberi jalan bagi Tabib Seto.

Tabib Seto meletakkan kotak obatnya diatas meja dan duduk di depan Xiao Che, mengangkat tangannya, menempatkan jarinya di urat nadi pada pergelangan tangan Xiao Che. Setelah beberapa saat, dia melepaskan tangannya dari Xiao Che,

"Tabib Seto, bagaimana kondisi Xiao Che? Apakah ada yang salah?" Xiao Lingxi bertanya dengan cemas, wajahnnya terlihat takut dan gugup.

Meskipun dia tidak berbicara, Xiao Lie tampak merenung dan tegang pada wajahnya… Dia telah mencermati bahwa ada yang aneh dengan pingsannya Xiao Che.

Wajah Tabib Seto perlahan diangkat dan sambil tersenyum berkata : "Tetua Xiao, tidak usah kuatir, kondisi fisik cucumu sangat baik. Dia tidak memiliki penyakit apapun. Mungkin cucumu pingsan karena dia gugup dan terkejut sehingga darah mengalir membanjiri kepalanya. Hal ini karena cucumu akan menikahi puteri dari Klan Xia, yang tercantik di Kota Awan Apung, Ha ha ha ha…"

Meskipun Tabib Seto menyembunyikan hinaannya, tetapi kata-katanya mengandung penyesalan. Seorang perempuan berbakat menikah dengan pria tidak berguna yang tidak punya masa depan, benar-benar orang sulit untuk mempercayainya.

"Ini berita yang sangat baik." Xiao Lie menghela napas lega dan berpikir : "Tabib Seto pasti sangat lelah sudah keluar sangat pagi. Hong, bawalah Tabib Seto ke ruang keluarga untuk beristirahat."

"Tidak apa-apa" Tabib Seto menjawab sambil menggoyang tangannya dan mengambil kotak obatnya : "Cucumu sudah sehat, saya akan segera pulang. Selamat kepada Tetua Xiao telah mendapatkan cucu mantu terbaik di Kota Awan Apung. Saya tidak tahu berapa banyak orang yang iri hati kepada anda sekarang. Ha ha ha. Selamat tinggal."

"Kamu harus ingat untuk datang ke pesta pernikahan. Hong, antar Tabib Seto keluar."

"Anak Che, apakah kamu telah benar-benar sehat? Apakah tidak ada lagi yang sakit disekujur tubuhmu?" Xiao Lie menjadi tidak yakin setelah Tabib Seto pergi. Ketika Xiao Che pingsan, suhu tubuhnya turun drastis dan kekuatannya memudar. Melihat kondisinya sekarang sungguh sangat menakjubkan. Walaupun tetap ada sedikit keraguan di dalam hatinya.

"Saya sungguh sudah sehat, Kakek". Xiao Che berkata dengan penuh senyum. Dia melihat Xiao Lie, pada wajahnya yang penuh ubanan masih tergambar kecemasan.

Klan Xiao memiliki 5 Tetua dan walaupun Xiao Lie adalah Tetua Kelima tetapi dia paling kuat di Klan. Lima tahun lalu dia masuk pada level 10 Tingkat Batin sakti. Dia sekarang di puncak level 10 Tingkat Batin sakti dan memiliki peluang untuk menembus ranah Tingkat Sakti Sejati, level yang tak terhitung jumlah orang yang memimpikannya.

Xiao Lie baru berumur 55 tahun dengan kekuatan level 10 tingkat Batin Sakti, tetapi seluruh rambutnya telah berwarna putih. Setiap kali Xiao Che melihat rambut putih di kepala Kakeknya, dia selalu merasa sedih dan pahit di dalam hatinya.

Semua orang di Kota Awan Apung mengetahui latar belakang mengapa seluruh rambut Xiao Lie berubah seluruhnya, menjadi putih saat dia paruh baya. Dia hanya memiliki seorang putra yaitu Xiao Ying yang menjadi ayah Xiao Che. Xiao Ying diberi gelar Jenius nomor satu dari Kota Awan Apung. Pada usia 17 tahun, dia menembus Tingkat Awal Sakti. Pada umur 20 mencapai level 5 Tingkat Awal Sakti. Usia 23 menembus Tingkat Awal Sakti dan memasuki Tingkat Sakti Sejati yang menggemparkan seluruh Kota Awan Apung. Dia menjadi kebanggaan seluruh Klan Xiao juga Xiao Lie. Banyak orang yakin bahwa saat paruh baya, dia menjadi calon terkuat untuk mewarisi kepemimpinan Klan Xiao.

Sayangnya, mungkin dewa iri hati dengan bakatnya, muncul pembunuh yang mencoba menghabisi hidup Xiao Ying satu bulan sesudah kelahiran Xiao Che. Beberapa hari sebelumnya, Xiao Ying juga menyelamatkan nyawa puteri Klan Xia yang menghabiskan banyak tenaganya. Sesudah penyelamatan ini, Xiao Ying hanya bisa mengerahkan setengah dari kekuatannya untuk menghadapi pembunuh tersebut dan akhirnya mati terbunuh. Isterinya sangat berduka dan meninggal tidak lama kemudian menyusul suaminya. Hanya dalam waktu semalam rambut Xiao Lie seluruhnya berubah menjadi putih karena pukulan batin yang sangat berat kehilangan anaknya. Sembilan bulan kemudian, Xiao Lingxi lahir. Ibunya sangat menderita karena kematian anak laki-laki semata wayangnya, Xiao Ying. Akhirnya karena depresi berat meninggal sebulan kemudian.

Tidak ada seorang pun yang tahu betapa beratnya hidup yang dijalani oleh Xiao Lie sesudah ditinggalkan oleh isteri dan anaknya. Kesedihan yang tak terukur dan penderitaan yang dalam terpancar keluar melalui rambut putihnya.

Sampai hari ini, Xiao Lie masih belum menemukan pembunuh anaknya.

Setelah kejadian itu, dia menaruh seluruh harapan pada Xiao Che… Tetapi kenyataan pahit kembali dia terima, Xiao Che terlahir dengan seluruh Nadi Sakti yang rusak parah. Kenyataan yang sangat mengejutkan seperti petir yang tiba-tiba muncul di langit cerah.

Namun menghadapi cucunya yang tanpa harapan, Xiao Lie tidak pernah menunjukkan tanda kekecewaan atau kemarahan. Dalam pandangannya, cucunya yang lahir dengan nadi sakti rusak parah bernasib tidak adil dan dia seharusnya tidak lagi dihukum dalam kondisi yang tidak adil. Dia seharusnya tidak acuh tak acuh dan mencela Xiao Che tetapi seharusnya mencintai dia apa adanya. Selama bertahun-tahun, dia telah mencari berbagai cara untuk menyembuhkan kerusakan nadi sakti Xiao Che. Nadi sakti adalah jalur hidup dari kekuatan sakti seseorang yang tentu saja sulit diperbaiki.

Meskipun Xiao Che diabaikan dan dipandang hina oleh orang lain saat dia bertumbuh tetapi dia tetap merasa beruntung karena memiliki Xiao Lie, Kakek yang mencintai dia tanpa syarat.

Menatap kemilau rambut putih Xiao Lie, mata Xiao Che berpendar… Sejak dewa memberikan dia kesempatan kedua dan memiliki ingatan dari dua kehidupannya, dia bertekad bukan hanya akan membuat Kakeknya senang tapi membuatnya bangga. Walaupun nadi sakti saya rusak tapi saya adalah pewaris Tabib Suci, saya akan mengobatinya dalam 3 minggu, saya dapat menyembuhkan kembali nadi sakti saya.

"Kamu sudah sehat, ini sangat menggembirakan." Sekali lagi menatapnya, Xiao Lie akhirnya benar-benar yakin. Sambil menatap langit cerah dia berkata : " Anak Che, waktunya tidak lama lagi. Bersiaplah dan saya akan pergi mengatur acara pernikahan.. Ooo iya, apakah kamu hendak naik kuda atau duduk di kereta?"

Jika pertanyaan ini diajukan kemarin maka dia pasti akan menjawab kereta. Dia cucu satu-satunya Tetua Kelima, tanpa status ini, dia tidak bisa dibandingkan dengan Xia Qingyue. Jalan pernikahan yang harus dia tempuh menuju Klan Xia, dapat dipastikan akan bertemu dengan banyak orang dengan pandangan yang kecewa, menyesal dan iri hati. Mengingat dia akan berhadapan dengan wajah-wajah yang penuh emosi negatif, Xiao Che tertawa dan dengan terseyum kecil : "Tentu saja naik kuda! Kakek tidak perlu khawatir tentang saya, Xia Qingyue adalah puteri bangsawan, tetapi dia segera akan menjadi mantu keluarga Xiao. Aku akan menikahi dia dengan terbuka, menuju rumahnya dengan kekuatan dan kehormatan dan tidak akan mempermalukan dirimu."

Ekspresi Xiao Lie sangat terkejut, dia tidak pernah berpikir cucunya akan mengeluarkan kata-kata seperti itu. Wajahnya terlihat tersenyum dan berkata perlahan : "Bagus."

Hanya satu kata, tetapi penuh dengan kepuasan yang dalam. Xiao Lie melangkah keluar dari ruangan dan menutup pintunya.

Setelah Xiao Lie pergi, Xiao Lingxi berdiri di muka Xiao Che dan memonyongkan bibirnya. Wajahnya ditarik, tampak tidak senang, dia berbicara :"Jadi kamu benar-benar senang dengan pernikahan ini, sungguh membuat kecemasanku sia-sia. Kamu jarang berjumpa dengan Xia Qingyue tetapi sangat menyukainya… Huuh.. Dia memang gadis tercantik di Kota Awan Apung!"

Xiao Che segera menggoyang tangannya dan berkata : "Bagaimana mungkin! Xia Qingyue memang cantik tetapi menurut saya Bibi lebih cantik dari dia. Jika saya pingsan karena dia, maka saya tidak tahu berapa kali saya pingsan sepanjang hidup saya karena Bibi setiap hari menemani saya."

"Hehe.. " Wajah Xiao Lingxi segera tersenyum manis dan tertawa : "Kamu tahu dengan mengatakan itu saya menjadi senang. Tentu saja dia mengerti kenapa Xiao Che tiba-tiba pingsan karena tidak tahan untuk segera menikahi Xia Qingyue yang penuh bakat dan cantik. Klan Xia juga merupakan Klan terkaya di Kota Awan Apung. Jadi ada begitu banyak orang yang bermimpi menikah dengannya. Tetapi bagaimanapun juga sekarang dia akan menikah dengan Keluarga saya, Xiao Che.

Pada saat ini, Xiao Lingxi sangat bangga. Matanya berbinar dan berkata lembut : "Saya merasa waktu berlalu dengan cepat.. Xiao Che kini segera menikah…."

"Tok tok", terdengar ketukan pada pintu diikuti dengan suara dari pelayan rumah tua Xiao Hongcang : "Tuan Muda, sudah saatnya pergi menemui pengantin perempuan."

"Aahh.. sudah waktunya?" Xiao Lingxi melihat pakaian Xiao Che dan terlihat cemas : "Paman Hong tunggu sebentar, kami akan segera keluar."

Dia berjalan menuju Xiao Che dan dengan lembut kedua tangannya segera membenahi jubah pernikahan Xiao Che : "Ini agak sulit dikerjakan. Jubahmu berantakan karena peristiwa sebelumnya. Tetap berdiri, saya akan menyempurnakannya."

Sepasang tangan putih bak salju mulai bekerja. Memperbaiki kerah, mengencangkan ikat pinggang.. Tindakannya agak tersendat tetapi sangat serius dan penuh perhatian. Xiao Che menatapnya diam-diam dan matanya mulai berkaca-kaca..

Hari ini dia akan menikahi Xia Qingyue tetapi dia tahu bahwa Xia Qingyue menikahinya bukan karena tulus mencintai dia. Ini terjadi karena perjanjian antara ayahnya Xiao Ying dan ayah Xia Qingyue, Xia Hongyi. Xia Qingyue tidak memandang sebelah mata kepadanya. Orang yang sungguh-sungguh mencintai dia hanyalah Kakeknya Xiao Lie dan Bibi kecilnya, Xiao Lingxi.

Selama masa kecilnya, Xiao Lingxi selalu menemani Xiao Che. Dia mengikutinya kemanapun dia pergi. Sangat sulit baginya untuk melepaskannya pergi. Jika sejenak saja tidak melihat Xiao Che, dia akan menangis. Tetapi sejak berumur sepuluh tahun dan didapati menderita kerusakan nadi sakti, Lingxi terlihat bertumbuh lebih dewasa. Dia tahu konsekuensi dari rusaknya nadi sakti dan identitasnya sebagai bibi kecil. Dia mulai melatih dirinya pada jalur Tenaga Sakti untuk melindungi Xiao Che yang lemah.

Sesudah 24 tahun peristiwa Bena Awan Biru, Xiao Che merasa hari-harinya sangat berharga dengan kebaikan dari Xiao Lingxi.

Meskipun Xia Qingyue akan menjadi isterinya, dia seperti bulan dingin di langit malam yang tidak bisa disentuh.

Jika saya bisa menikah dengan gadis seperti bibi kecil.. itu sangat sempurna. Pikiran ini tidak bisa dikontrol muncul di kepala Xiao Che.

Setelah membenahi pakaian pengantin Xiao Che, Xiao Lingxi menarik nafas lega. Mengangkat jari kakinya, tangannya terangkat dan membelai rambutnya. Ekspresi hangat terpancar dari wajahnya, bibir merah mudanya terbuka seperti kelopak bunga.

Dengan gerakan sangat cepat, Xiao Che secara naluriah memiringkan kepalanya dan menekan bibirnya pada bibir merah muda Xiao Lingxi yang merangsang…