"Papa, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan mu terlebih dahulu!" kata Yu Xi. "Ada sesuatu yang ingin aku minta dari mu!"
Sikap Yu Wang pun tiba-tiba berubah drastis.
"Putri ku sayang, kamu mau apa? Akan papa belikan untuk mu!" kata Yu Wang ramah.
Keramahan lelaki tua itu sebenarnya ada maksud tersembunyi. Jika bukan karena Yu Xi memiliki koneksi dengan Jiang Yi Cheng, maka Yu Wang juga tidak akan bersikap begitu ramah dan menuruti keinginan anak gadis itu.
"Anak ini memliki hubungan yang baik dengan tuan muda Jiang." batin Yu Wang. "Aku harus baik-baik memperlakukannya!"
"Hmm…. Menurut ku, kamar ku sekarang ini terlalu kecil, aku ingin mengganti kamar." kata Yu Xi.
"Owh iya benar, hampir saja lupa dengan masalah itu." ucap Yu Wang. "Xi Er mau ganti ke kamar mana? Papa akan menyuruh orang untuk mengurusnya sekarang juga!"
"Sepertinya kamar adik saja deh." jawab Yu Xi.
"Apa?!!!" Yu Na tersentak kaget. Dia segera merengek ke ayahnya. "Papi…"
"Mari, papa antarkan kamu ke kamar adik mu." kata Yu Wang.
Yu Xi pun tersenyum. Gadis itu pun melangkah ke kamar Yu Na. Di bukanya pintu kamar itu dan dilihatnya seisi ruangan kamar adiknya itu. Kamar yang didesain dengan motif tuan putri. Serba pink. Banyak boneka, dan alat-alat make up, serta baju dan gaun yang bagus-bagus pula.
"Papa, aku lihat kamar ini cukup bagus. Aku mau ganti dengan kamar ini saja deh." kata Yu Xi.
"Baguslah jika kamu menyukainya, putri ku~" ucap Yu Wang ramah.
"Yu Xi si wanita jalan yang tidak tahu malu itu! Berani-beraninya dia merebut kamar ku begitu saja?!" geram Yu Na. "Tunggu saja nanti pembalasan ku! Aku tidak rela kau merebut semua yang kuinginkan! Kau telah merebut Jiang Yi Cheng dari ku, sekarang aku tidak akan membiarkan mu merebut kamar ku!"
"Papi biasa paling sayang pada ku." batin Yu Na lagi. "Dengan aku bermanja-manjaan di hadapannya dia pasti tidak akan menyetujui permintaan si wanita jalang dan murahan itu!"
"Papi~" Yu Na pun memegang bahu ayahnya.
"Aku sudah terbiasa tidur di kamar ini, tetapi jika kakak bersikeras meninginginkannya, maka aku mau tidak mau harus pindah ke kamar lain." kata Yu Na dengan tampang pura-pura menyedihkan.
"Jika kamu masih sadar diri, maka segerlah kemas barang-barang mu itu!" kata Yu Wang memperingatkan purti keduanya. "Jangan biarkan kakak mu menunggu terlalu lama!"
"APA?!!" Yu Na tersentak dengan ucapan ayahnya barusan. "Aku tidak salah dengar kan?! Kenapa papi jadi membela si wanita jalang dan murahan itu dari pada aku?! Bukankah selama ini papi sangat sayang pada ku?!!"
Melihat ayahnya menghampiri kakaknya dengan sikap yang ramah, membuat Yu Na membeku di sana. Dia jadi tidak bisa berkata-kata.
"Xi Er, katakan saja apa yang kau inginkan lagi, papa akan berusaha membuat mu puas!" kata Yu Wang rengan ramah.
"Benarkah?" Yu Xi pun kemudian ikut bersikap manja juga, "Aku merasa, boneka porselen di kamar mama Gu cukup bagus, bisakah papa memberikannya kepada ku?"
"Si wanita jahanam ini ternyata belajar akting seperti ku!" Yu Na tersentak kaget.
"Oh, putri ku mau yang itu ya?" kata Yu Wang. "Tidak masalah, akan segera papa ambilkan untuk mu!"
"Pelayan, carikan boneka porselen di kamar nyonya sekarang juga!" perintah Yu Wang.
"Baik, tuan!" jawab pelayan itu. Pelayan itu pun segera mencari boneka porselen di kamar nyonya Gu.
"Xi Er hentikan omong kosong mu sekarang juga…" Gu Nuan Yuan segera angkat bicara. "Kamu tahu sendiri kan, mana pernah mama menyimpan boneka porselen di kamar mama?"
"Sial! Kapan gadis bodoh ini masuk ke kamar ku? Untungnya aku cekatan, sudah ku simpan barang ku itu di tempat yang aman, pasti tidak akan di temui oleh siapa pun selain aku!" batin Gu Nuan Yuan cukup percaya diri.
Tak lama kemudian, pelayannya pun datang sambil membawa boneka porselen milik Nyonya Gu.
"Tuan, bendanya sudah ditemukan di bawah ranjang!" ujar pelayannya.
"Gawat! Cepat sekali ketemunya!" Gu Nuan Yuan tersentak. Tubuhnya seketika jadi gemetaran karena ketakutan.
"Baik, bawa kemari benda itu!" pinta Yu Wang.
Pelayannya pun memberikan boneka porselen itu kepada tuan Yu.
"Xi Er, apakah boneka ini yang kau inginkan?" tanya Yu Wang.
"Benar, papa~" jawab Yu Xi.
"Kalian para wanita begitu menyukai benda-benda aneh ya…" batin Yu Wang geleng-geleng kepala.
"Aku sangat menginginkan boneka ini. Terima kasih banyak, Papa~" ujar Yu Xi senang.
"Ups~ tangan ku tiba-tiba saja licin~" Yu Xi pun sengaja menjatuhkan boneka porselen itu ke lantai. Brakkkk!!! Boneka porselen itu pun pecah.
Semua yang ada di kamar itu tersentak. Ternyata isi dari boneka porselen itu tak lain adalah uang dan kartu-kartu atm.
"Anak jalang ini pasti sengaja memecahkannya!" batin Gu Nuan Yuan. Wanita ini jadi panik.
"Benar! Aku memang sengaja memecahkannya!" itulah makna tatapan Yu Xi yang sengaja ditujukannya kepada ibu tirinya itu.
"Aduh benar-benar maaf sekali ya~" Yu Xi pun melancarkan aktingnya lagi. "Tapi… apa ini? Apakah ini…. uang simpanan pribadi?! Wah… aku tidak menyangka ternyata mama telah menyembunyikan uang sebanyak ini dari papa ya?!"
"Suami ku! Bukan begitu! Dengarkan penjelasan ku dulu!" Gu Nuan Yuan segera angkat bicara. Ia takut suaminya murka dan memukul serta menghajarnya habis-habisan.
"Bagus ya kau, jalang! Aku sudah menafkahi mu makan dan minum, ku beri kau tempat tinggal dan pakaian serta perhiasan-perhiasan yang mahal, tapi…" Yu Wang pun naik tensi dan menampar wajah istrinya dengan keras. Plak! "Berani-beraninya kamu menyimpan uang sebanyak ini tanpa sepengetahuan ku?!"
Plak! Yu Wang pun menampar wajah istrinya lagi dengan kuat.
"Cepat katakan! Untuk apa kau menyimpan uang sebanyak ini?!" pinta Yu Wang menggeram kesal. "Apa uang sebanyak ini untuk menafkahi selingkuhan muda mu itu?!"
"Tidak! Aku bisa jelaskan ini…" belum sempat Gu Nuan Yuan menyelesaikan ucapannya, Yu Wang menjambak rambut istrinya dengan begitu kuat.
"Akh!" teriak Gu Nuan Yuan kesakitan.
"Pelayan, cepat ambilkan cambut kulit ku!" pinta Yu Wang. "Hari ini akan ku didik si pelacur ini dengan baik-baik!"
"Baik, tuan!" pelayannya itu pun cepat-cepat mengambilkan cambuk kulit untuk tuan Yu.
"Sayang, tolong! Aku benar-benar tidak melakukan itu!" mohon Gu Nuan Yuan. "Akh! Sakit! Aku mohon jangan lakukan itu, suami ku!"
"Ini tuan, cambuk kulitnya!" kata pelayannya.
Yu Wang pun mengambil cambuk kulitnya itu dan dia pun mencambuki istrinya habis-habisan.
"Aaaakhhhhh!!! Sakitttt!!!!" teriak Gu Nuan Yuan kesakitan. "Suami ku, aku mohon jangan cambuki aku lagi! Aku…"
***
To Be Continue…