Yu Wang pun mengambil cambuk kulitnya itu dan dia pun mencambuki istrinya habis-habisan.
"Aaaakhhhhh!!! Sakitttt!!!!" teriak Gu Nuan Yuan kesakitan. "Suami ku, aku mohon jangan cambuki aku lagi! Aku…"
Belum sempat Gu Nuan Yuan menyelesaikan ucapannya, Yu Wang sudah mencambukinya lagi.
"Aaaakkkkhhhhh!!!! Aaaaaakkkhhhhhh!!!!!" teriak Gu Nuan Yuan kesakitan. "Suami ku… Aakkkkhhhhh….! Aaaaakkkkhhhhhh!! Aaaaaakkkkkhhhhhhhh!!!"
Yu Wang mencambukinya terus menerus tanpa henti.
"Adegan yang begitu familiar…" Yu Xi pun mengingat pecahan-pecahan ingatan pemilik tubuh ini.
"Yu Wang awalnya menikah dengan ibu Yu Xi, Lin Wei Wei juga karena motif harta dan kekayaan. Bahkan diam-diam memakai harta dan kekayaan keluarga Lin hanya untuk menafkahi selingkuhannya Gu Nuan Yuan. Setelah kematian Lin Wei Wei, lelaki busuk itu malah menelan semua harta dan kekayaan Lin Wei Wei mentah-mentah dan malah menelantarkan putrinya sendiri!" batin Yu Xi kesal. "Yu Wang menganggap uang adalah segala-galanya seperti nyawanya ssendiri, tentu saja dia tidak akan mengampuni Gu Nuan Yuan begitu saja."
"Gu Nuan Yuan, kali ini habislah kau!" batin Yu Xi lagi. "Jangan cepat mati, karena ini masih permulaan dari pembalasan ku!"
"Yah, dari pada dicambuk oleh Yu Wang seperti itu…" batin Yu Xi lagi. "Lebih baik dibunih saja sekalian dari pada dia sekarat. Ya, kan?"
"Tapi, tentu saja itu tidak pantas dia dapatkan!" batin Yu Xi lagi. "Karena, dia belum cukup menderita! Aku ingin dia lebih menderita lagi lebih dari apa yang dia lakukan kepada ibu pemilik tubuh ini dan pemilik tubuh ini! Aku akan mengembalikan semuanya perlahan-lahan! Tunggu saja pembalasan dari ku, Gu Nuan Yuan!" Yu Xi pun menyeringai.
Di kediaman Lu….
Jia Ling menyambut kepulangan putranya dengan hati yang sangat gembira.
"Wah, anak ku kau sudah pulang? Mama sangat merindukan mu, sayang!" Jia Ling pun langsung memeluk putranya. Kemudian tangan wanita muda itu pun meraba-raba bidang putranya.
"Wah, otot-otot mu sekarang sudah keras ya. Apakah kau melakukan banyak latihan akhir-akhir ini, Yang Yang?" goda Jia Ling dengan senyum mesum.
"Hentikan ini, ma!" kata Lu Zhen Yang. Wajah lelaki satu ini sudah memerah. Mamanya pandai sekali menggodanya.
"Ada apa? Kenapa mama menyuruh ku pulang?" tanya Lu Zhen Yang to the point.
"Mama tidak akan basa basi lagi. Mama sudah mengatur kencan buta mu dengan nona Meng." ujar Jia Ling.
"Aku sudah katakan kepada mama, aku tidak ingin kencan buta!" kata Lu Zhen Yang setengah membentak.
"Huaaa... anak jahat! Kau tidak menyanyangi mama mu sama sekali… huaaaa!" Jia Ling merengek seperti anak kecil.
"Cih, aku tidak mau! Pokoknya tidak mau!" Lu Zhen Yang pun melangkah pergi meninggalkan mamanya.
"Sepertinya nyonya tidak tahu kalau yang ditaksir oleh tuan muda adalah nona besar Yu." batin Hao Ran. "Yah pada akhirnya nanti tuan muda juga akan membawa nona Yu pulang untuk diperkenalkan kepada nyonya. Jadi nyonya, bersabarlah sebentar lagi!"
"Dasar anak durhaka! Huaaaa…. Kamu lihat itu Lao Han, putra ku satu-satunya malah mengabaikan ku! Huaaa…" rengek Jia Ling.
"Sudah nyonya, jangan menangis lagi." pelayan Han pun segera menghibur majikannya. "Mungkin saja tuan muda belum siap, atau bisa jadi tuan muda sudah mempunyai orang yang disukanya."
"Eh?!" mendengar hal itu Jia Ling pun jadi berpikir.
"Kau benar Lao Han, sepertinya putra ku sudah memiliki gadis idamannya. Heheheh…" Jia Ling menyeringai. "Lao Han, utus orang untuk membuntutinya. Aku ingin tahu siapa gadis yang disukainya."
"Baik, nyonya." jawab pelayannya.
Di kediaman Yu…
Yu Xi pun menjenguk adiknya di ruang bawah tanah, tempat di mana Yu Xi pernah hidup dan tidur di sana. Ruang yang sangat sempit, gelap, kotor, dan berdebu, serta banyak serangga-serangga kecil berkeliaran di ruangan itu.
"Mami, aku tidak mau tidur di ruangan ini. Ruangan ini sudah sempit, gelap, kotor, berdebu, dan banyak tikus, kecoa dan laba-labanya. Aku tidak mau, mami!" rengek Yu Na.
"Diam, Na Na!" bentak Gu Nuan Yuan.
"Dasar jalang sialan! Berani-beraninya dia mempermainkan aku dan anak ku!" batin Gu Nuan Yuan menggeram.
"Kau, ngapain kau ke mari?!" Yu Na tampak kesal dengan kehadiran Yu Xi. Pasti gadis jalang dan murahan itu ingin mengolok-ngolok dirinya.
"Oh, adik ku tersayang. Apakah kau sangat senang pindah ke sini? Kakak khusus menjenguk mu ke mari." kata Yu Xi sambil tersenyum. "Bukankah kamu paling suka memakai SAMPAH sisa milik ku?"
"Kau…." Yu Na menggeram kesal.
"Ya sudah, jika keadaan mu baik-baik saja, maka selamat bersenang-senanglah dengan kamar baru mu ini." kata Yu Xi sambil melangkah pergi. "Oh ya, jangan lupa rawatlah ibu mu itu dengan benar. Jika tidak, aku takut dia tidak bisa bertahan lebih lama di sini."
"Yu Xi, wanita jalang dan sialan ini!!!" maki Yu Na ketika Yu Xi sudah melangkah pergi meninggalkan ruang bawah tanah itu. "Berani-beraninya dia menindas ku berulang kali seperti ini!"
"Na Na, kamu berhentilah mengomel!" pinta Gu Nuan Yuan. "Papi mu sedang marah besaar, jangan buat dia semakin marah lagi! Jika tidak, kita bisa-bisa saja di usir dari kediaman Yu dan hidup jadi gelandangan!"
"Mama! Kenapa mama dianiaya seperti ini?!" tanya Yu Na turut sedih. "Kenapa papi begitu tega memukul dan mencambuk mama sampai luka-luka seprti ini?!"
"Jika bukan karena ulah Yu Xi si wanita sialan itu! Aku juga tidak akan begini!" geram Gu Nuan Yuan. "Untung saja aku tadi berbohong kepada papi mu, mengatakan bahwa itu adalah uang yang diberikan oleh keluarga ku sendiri dan barulah akhirnya berhasil meredahkan emosinya."
"Mami, aku sudah tidak mau lagi menikah dengan Chen Wei Thing!" kata Yu Na.
"Apa?!" Gu Nuan Yuan tersentak mendengar ucapan putrinya barusan. "Bukankah kamu dulu sangat menyukainya, Na Na?"
"Itu karena dulu aku belum bertemu dengan tuan muda Jiang! Dibandingkan dengan tuan muda Jiang, Chen Wei Thing benar-benar lelaki yang jelek, miskin, dan tidak ada apa-apanya!" kata Yu Na. "Mengapa aku tidak bisa mendapatkan sesuatu yang sangat mudah didapatkan oleh Yu Xi? Aku lebih cantik dan hebat darinya!"
"Jangan khawatir, sayang. Mami akan mencari cara untuk membereskannya cepat atau lambat!" kata Gu Nuan Yuan sambil menyeringai licik.
"Terima kasih, mami sudah mau membantu ku." ucap Yu Na.
"Sudah seharusnya, sayang!" kata Gu Nuan Yuan. "Mami, akan selalu mendukung keputusan mu!"
Ibu dan anak itu pun berpelukan.
"Yu Xi, lihat saja kau! Tunggu pembalasan dari ku! Aku akan merampas semuanya yang seharusnya menjadi milik ku!" batin Yu Na. "Kau tak lebih dari seekor lalat yang bau, dan jelek. Kau tidak lebih dari seorang sampah yang dipungut!"
***
To Be Continue…